
Mengintip Blok Terseksi RI yang Dilirik 3 Kontraktor Migas
Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
12 December 2018 12:05

Jakarta, CNBC Indonesia- Ada satu lagi blok migas di Indonesia yang diincar oleh kontraktor asing, kali ini adalah blok Corridor yang ada di Sumatra Selatan.
Blok Corridor selama ini dikelola oleh kontraktor asal Amerika Serikat, Conoco Philips, dan akan berakhir pada 2023 mendatang. Data Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas) mencatat blok seluas 2.360 KM ini per semester 1-2018 memproduksi minyak di kisaran 6000 barel per hari dan gas 841 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD).
Conoco mengelola blok tersebut sejak 2002 dengan kepemilikan saham 54%, Pertamina 10%, dan Repsol Energy 36%. Repsol masuk setelah mengakuisisi saham Talisman Energy senilai US$ 8,3 miliar. Sementara, gas dari blok ini sudah dipastikan aman terserap dengan baru saja diperpanjangnya kontrak pasokan dengan PT PLN (Persero) pada Oktober 2018 lalu.
Meski akan berakhir 5 tahun lagi, perebutan untuk jadi pengelola blok gas ini sudah memanas. Mulai dari Agustus lalu, ketika PT Pertamina (Persero) menyatakan berminat menggeser posisi Conoco sebagai pengelola. Tak lama, Conoco pun pada awal September 2018 buru buru mengajukan minat untuk terus mengelolanya, surat diajukan langsung ke Dirjen Migas Kementerian ESDM.
Tak cukup hanya Pertamina dan Conoco, kini pesaing bertambah satu. Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto menuturkan, selain Pertamina dan ConocoPhillips (kontraktor eksisting), ternyata ada juga Repsol SA.
"Tiga kontraktor ini masih sangat berminat. Kami masih sedang mengevaluasi," ujar Dwi kepada media saat dijumpai di Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa (11/12/2018).
Adapun, Direktur Jenderal Minyak dan Gas (Migas) Kementerian ESDM Djoko Siswanto menuturkan, kemungkinan keputusan pemenang blok Corridor bisa diberikan di tahun ini. "Harapannya sih bisa selesai tahun ini ya," pungkas Djoko.
(gus/gus) Next Article Pertamina-ConocoPhilips Siap Rebut Blok Corridor
Blok Corridor selama ini dikelola oleh kontraktor asal Amerika Serikat, Conoco Philips, dan akan berakhir pada 2023 mendatang. Data Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas) mencatat blok seluas 2.360 KM ini per semester 1-2018 memproduksi minyak di kisaran 6000 barel per hari dan gas 841 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD).
Meski akan berakhir 5 tahun lagi, perebutan untuk jadi pengelola blok gas ini sudah memanas. Mulai dari Agustus lalu, ketika PT Pertamina (Persero) menyatakan berminat menggeser posisi Conoco sebagai pengelola. Tak lama, Conoco pun pada awal September 2018 buru buru mengajukan minat untuk terus mengelolanya, surat diajukan langsung ke Dirjen Migas Kementerian ESDM.
Tak cukup hanya Pertamina dan Conoco, kini pesaing bertambah satu. Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto menuturkan, selain Pertamina dan ConocoPhillips (kontraktor eksisting), ternyata ada juga Repsol SA.
"Tiga kontraktor ini masih sangat berminat. Kami masih sedang mengevaluasi," ujar Dwi kepada media saat dijumpai di Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa (11/12/2018).
![]() |
Adapun, Direktur Jenderal Minyak dan Gas (Migas) Kementerian ESDM Djoko Siswanto menuturkan, kemungkinan keputusan pemenang blok Corridor bisa diberikan di tahun ini. "Harapannya sih bisa selesai tahun ini ya," pungkas Djoko.
(gus/gus) Next Article Pertamina-ConocoPhilips Siap Rebut Blok Corridor
Most Popular