
Bantah Utang Rp 5.271 T, BUMN: Cuma Rp 2.488 T
Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
04 December 2018 14:06

Jakarta, CNBC Indonesia- Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menyebut, total utang 143 badan usaha milik negara (BUMN) yang bernaung di bawahnya tidak sampai Rp 5.271 triliun.
Deputi Bidang Restrukturisasi dan Pengembangan Usaha Kementerian BUMN, Aloysius Kiik Ro, menjelaskan utang sejumlah Rp 5.271 yang ditulis pemberitaan kemarin termasuk menghitung Dana Pihak Ketiga (DPK) yang ada di BUMN perbankan.
"Porsi simpanan DPK termasuk uang yang ada di rekening nasabah itu secara accounting memang utang, tapi itu konsepnya simpanan," ujar Aloysius di Kementerian BUMN, Selasa (4/12/2018).
Jadi, ia melanjutkan, utang di luar DPK dan cadangan premi dan lain-lain itu hanya Rp 2.488 triliun dari 143 BUMN.
Apakah jumlah ini akan bertambah?
Aloysius mengatakan, yang pasti rencana pemerintah untuk bangun infrastruktur masih lanjut. "China itu 20 tahun bangun infrastruktur, masa kita cuma 4 tahun, saya yakin masih akan terus dibangun."
Lalu, ia menjelaskan, di pemberitaan hanya ditulis soal utang yang bombastis tapi tidak melihat dari sisi kinerja. Sehingga kelihatannya fokus pada utang saja, dan bahkan ada yang tidak menulis utang untuk apa saja.
Ia memaparkan dilihat dari sisi aset, aset BUMN naik dari Rp 7.200 triliun ke Rp 7.700 triliun, "Artinya Rp 500 triliun lebih dalam kuartal ini." Aset, dibiayai dari utang dan ekuitas. Secara aset, BUMN non keuangan dan keuangan hampir sama.
"Bedanya dalam utang, ada utang yang berbunga ke kreditur dan ada utang pihak ketiga atau dana talangan atau sebenarnya utang piutang dengan pemerintahan atau modal kerja, dan itu bukan sesuatu yang perlu dikhawatirkan."
(gus/roy) Next Article "BUMN RI Banyak Sembunyikan Utang di Bawah Karpet"
Deputi Bidang Restrukturisasi dan Pengembangan Usaha Kementerian BUMN, Aloysius Kiik Ro, menjelaskan utang sejumlah Rp 5.271 yang ditulis pemberitaan kemarin termasuk menghitung Dana Pihak Ketiga (DPK) yang ada di BUMN perbankan.
Jadi, ia melanjutkan, utang di luar DPK dan cadangan premi dan lain-lain itu hanya Rp 2.488 triliun dari 143 BUMN.
Apakah jumlah ini akan bertambah?
Aloysius mengatakan, yang pasti rencana pemerintah untuk bangun infrastruktur masih lanjut. "China itu 20 tahun bangun infrastruktur, masa kita cuma 4 tahun, saya yakin masih akan terus dibangun."
Lalu, ia menjelaskan, di pemberitaan hanya ditulis soal utang yang bombastis tapi tidak melihat dari sisi kinerja. Sehingga kelihatannya fokus pada utang saja, dan bahkan ada yang tidak menulis utang untuk apa saja.
Ia memaparkan dilihat dari sisi aset, aset BUMN naik dari Rp 7.200 triliun ke Rp 7.700 triliun, "Artinya Rp 500 triliun lebih dalam kuartal ini." Aset, dibiayai dari utang dan ekuitas. Secara aset, BUMN non keuangan dan keuangan hampir sama.
"Bedanya dalam utang, ada utang yang berbunga ke kreditur dan ada utang pihak ketiga atau dana talangan atau sebenarnya utang piutang dengan pemerintahan atau modal kerja, dan itu bukan sesuatu yang perlu dikhawatirkan."
![]() |
(gus/roy) Next Article "BUMN RI Banyak Sembunyikan Utang di Bawah Karpet"
Most Popular