CAD Tinggi, Jokowi Kesal RI Cuma Ekspor Barang Mentah

Monica Wareza, CNBC Indonesia
03 December 2018 10:51
Presiden Jokowi ingin industri hilirisasi dikebut agar CAD tak bengkak lagi
Foto: Anastasia Arvirianty
Jakarta, CNBC Indonesia- Terus defisitnya transaksi berjalan (current account deficit/CAD) membuat pemerintah pusing tak henti. Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun menekankan pentingnya hilirisasi untuk menekan defisit.

"Kita tahu semuanya ini sudah berpuluh tahun problem besar adalah CAD, kita tahu masalahnya dan problemnya tapi tidak pernah selesaikan masalahnya," kata Jokowi saat memberi sambutan di acara CEO Networking 2018 di Ritz Carlton, Senin (3/12/2018).



Dua tahun terakhir, Jokowi mengaku sangat konsen dalam hal ini. Ia bingung bukan kepalang karena sumber daya alam Indonesia sangat melimpah, mulai dari sektor pertambangan mineral seperti bauksit, batu bara, lalu dari perkebunan ada juga kelapa sawit, serta perikanan. Di mana masing-masing sumber daya tersebut diekspor besar-besaran.

Tapi, ini semua hanya barang mentah. Tidak ada nilai tambahnya untuk RI. Jokowi mencontohkan di sektor mineral, seperti bauksit. "Setiap tahun jutaan ton bauksit kita ekspor seharga US$ 35 per ton. Tapi di sisi lain pabrik aluminium kita impor ratusan ribu ton alumina yang merupakan produk turunan bauksit," kata dia.

Padahal jika bauksit diolah menjadi alumina, harganya bisa melonjak hingga 10 kali lipat yakni bisa mencapai US$ 350 per ton.

"Kuncinya," lanjut Jokowi, "Dari dulu kita tahu industri hilirisasi tapi eksekusinya ini yang saya kejar terus. Coba dari dulu digiring industri alumina maka impor tak terjadi."

Gara-gara kurang menggenjot hilirisasi ini akhirnya CAD membengkak. Tidak cuma bauksit, batu bara juga dikeluhkan oleh Jokowi.

"Batu bara memang ekspornya menang, setiap tahun 480 juta ton batu bara mentah ekspor, coba kalau sejak dulu ada hilirisasi di situ ada yang namanya batu bara rendah bisa buat LPG dan lain-lain, tapi kenapa tidak dilakukan? Karena keenakan mengirim dapat uang, ini harus segera dihentikan!"

Pemerintah memang sedang mewacanakan gasifikasi batu bara untuk membantu mengurangi impor LPG, di mana per tahunnya bisa mencapai 4 juta ton. Jokowi ingin hilirisasi ini dipercepat, jika masih tertunda karena alasan teknologi, ia tak keberatan untuk membeli teknologinya. "Atau cari partner, saya selalu dorong itu. Menyelesaikannya memang ke hilirisasi tidak ada yang lain."
(gus/wed) Next Article Habis Nikel, Jokowi Mau Setop Ekspor Bauksit & Batu Bara!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular