
Jajaki Impor Gula Malaysia, BUMN Beber Kemampuan Produksi RI
Muhammad Choirul Anwar, CNBC Indonesia
29 November 2018 11:31

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dikabarkan sedang menjajaki kemungkinan impor gula dari Malaysia. Awal pekan ini, Menteri BUMN Rini Soemarno menerima kunjungan Menteri Perdagangan Dalam Negeri Hal Ehwal Pengguna (PDNHEP) Malaysia Datuk Seri Saifuddin Nasution Ismail.
Rini lantas menunjuk Deputi Bidang Usaha Industri Agro dan Farmasi Kementerian BUMN, Wahyu Kuncoro, sebagai delegasi penjajakan ini. Sedangkan Badrul Hisham Mohd selaku Ketua Setiausaha Perdagangan Dalam Negeri (PDN) ditunjuk sebagai perwakilan dari Malaysia.
Melalui keterangan tertulis yang diterima CNBC Indonesia, Kamis (29/11/2018), Wahyu tidak banyak menyinggung perkembangan rencana impor gula Malaysia. Hanya saja, dia membeberkan kemampuan produksi gula oleh perusahaan BUMN.
Wahyu menerangkan, produksi gula BUMN hingga saat ini tercatat sekitar 1,16 juta ton. Jumlah itu terdiri dari produksi gula PTPN Group sebanyak 856 ribu ton, PT RNI 271 ribu ton, dan PT Gendhis Multi Manis (GMM) sebesar 35,5 ribu ton.
[Gambas:Video CNBC]
Gula tersebut masing-masing dihasilkan dari area tebu yang terbentang seluas 224 ribu hektare. Perincinya, terdiri dari 172 ribu hektare area tebu PTPN Group, 46,2 ribu hektare area RNI, dan 5,5 ribu hektare lahan GMM.
"Produksi gula BUMN tahun ini diproyeksikan sebanyak 1,19 juta ton atau meningkat dibanding tahun lalu yang hanya 1,16 juta ton. Dalam 5 tahun ke depan, sesuai dengan roadmap gula BUMN, produksi gula BUMN diproyeksikan dapat meningkat menjadi 3,2 juta ton," bebernya.
Dia pun menegaskan, BUMN mendorong percepatan program revitalisasi pabrik-pabrik gula yang dikelola PTPN Grup dan PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero). Percepatan dinilai perlu dilakukan demi meningkatkan produksi dan memenuhi kebutuhan gula dalam negeri.
Dikatakan, revitalisasi yang dilakukan meliputi peningkatan efisiensi, kapasitas giling, perbaikan kualitas gula, hingga hilirisasi produk. Hal tersebut dinilai penting dilakukan untuk mendukung program ketahanan pangan dan swasembada gula nasional yang dicanangkan pemerintah.
"Langkah tersebut akan memangkas biaya produksi gula BUMN sehingga gula dapat dijual dengan harga yang lebih terjangkau bagi masyarakat. Namun tanpa mengesampingkan upaya peningkatan kesejahteraan petani, mitra, karyawan, maupun keuntungan perusahaan negara," urainya.
(miq/miq) Next Article Wah! Pemerintahan Jokowi Mau Impor Gula dari Malaysia
Rini lantas menunjuk Deputi Bidang Usaha Industri Agro dan Farmasi Kementerian BUMN, Wahyu Kuncoro, sebagai delegasi penjajakan ini. Sedangkan Badrul Hisham Mohd selaku Ketua Setiausaha Perdagangan Dalam Negeri (PDN) ditunjuk sebagai perwakilan dari Malaysia.
Wahyu menerangkan, produksi gula BUMN hingga saat ini tercatat sekitar 1,16 juta ton. Jumlah itu terdiri dari produksi gula PTPN Group sebanyak 856 ribu ton, PT RNI 271 ribu ton, dan PT Gendhis Multi Manis (GMM) sebesar 35,5 ribu ton.
[Gambas:Video CNBC]
Gula tersebut masing-masing dihasilkan dari area tebu yang terbentang seluas 224 ribu hektare. Perincinya, terdiri dari 172 ribu hektare area tebu PTPN Group, 46,2 ribu hektare area RNI, dan 5,5 ribu hektare lahan GMM.
"Produksi gula BUMN tahun ini diproyeksikan sebanyak 1,19 juta ton atau meningkat dibanding tahun lalu yang hanya 1,16 juta ton. Dalam 5 tahun ke depan, sesuai dengan roadmap gula BUMN, produksi gula BUMN diproyeksikan dapat meningkat menjadi 3,2 juta ton," bebernya.
Dia pun menegaskan, BUMN mendorong percepatan program revitalisasi pabrik-pabrik gula yang dikelola PTPN Grup dan PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero). Percepatan dinilai perlu dilakukan demi meningkatkan produksi dan memenuhi kebutuhan gula dalam negeri.
Dikatakan, revitalisasi yang dilakukan meliputi peningkatan efisiensi, kapasitas giling, perbaikan kualitas gula, hingga hilirisasi produk. Hal tersebut dinilai penting dilakukan untuk mendukung program ketahanan pangan dan swasembada gula nasional yang dicanangkan pemerintah.
"Langkah tersebut akan memangkas biaya produksi gula BUMN sehingga gula dapat dijual dengan harga yang lebih terjangkau bagi masyarakat. Namun tanpa mengesampingkan upaya peningkatan kesejahteraan petani, mitra, karyawan, maupun keuntungan perusahaan negara," urainya.
![]() |
(miq/miq) Next Article Wah! Pemerintahan Jokowi Mau Impor Gula dari Malaysia
Most Popular