Menko Darmin Ungkap Oknum Importir BBM yang Ganjal B20

Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
28 November 2018 14:47
Menko Darmin sebut ada oknum importir yang bikin B20 terganjal eksekusinya
Foto: Menko Perekonomian Darmin Nasution (CNBC Indonesia)
Jakarta, CNBC Indonesia- Upaya pemerintah untuk menekan defisit neraca perdagangan tidak dapat berjalan mulus lantaran masih ada oknum yang melakukan impor bahan bakar minyak (BBM) dalam jumlah besar dan akhirnya membuat impor migas membengkak.

Hal tersebut diungkapkan oleh Menteri Koordinasi Bidang Perekonomian Darmin Nasution kepada media ketika dijumpai dalam gelaran Pertamina Energy Forum 2018, di Jakarta, Rabu (28/11/2018).



Lebih lanjut, Darmin mengakui, dirinya menyayangkan hal tersebut. Namun, ia enggan mengungkapkan siapa oknum yang dimaksud.

"Kami tahu siapa yang impornya malah naik dalam situasi seperti ini. Semuanya (impor minyak) malah turun, hanya dia saja yang naik," ungkap Darmin.

Darmin pun menyebut dirinya tidak mengetahui apa motif di balik aksi impor besar-besaran tersebut, sehingga pemerintah belum bisa melakukan tindakan untuk oknum ini.

Adapun, Darmin mengatakan, kelakuan oknum tersebut memupus harapan pemerintah untuk menekan impor migas melalui kebijakan B20. Padahal tadinya, kebijakan ini diharap bisa menghemat impor migas sebesar US$2 miliar hingga US$2,5 miliar hingga akhir tahun.

Menko Darmin Ungkap Oknum Importir BBM yang Ganjal B20Foto: Peluncuran Mandatori B20 di Lapangan Kementerian Keuangan, Jumat (31/8/2018) (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)


Namun, Darmin juga tak memungkiri, implementasi B20 masih belum sempurna. Ia menyebut, permasalahan logistik menjadi pangkal utama.

Untuk itu, ia meminta PT Pertamina (Persero) untuk menjadi pemimpin dalam pelaksanaan program perluasan B20 ini. 

"Kami harap Pertamina betul-betul sebagai batu penjuru, pengambil leader untuk kembangkan B20. Kita tidak ingin swasta yang sudah comply, tapi Pertamina masih setengah-setengah menjalankannya," pungkas Darmin.

Sebagai informasi, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tercatat defisit neraca perdagangan US$5,51 miliar hingga Oktober 2018 kemarin. Hal ini juga dikontribusi dari impor migas yang tercatat US$24,96 miliar atau melonjak 27,67 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya US$19,55 miliar.
(gus) Next Article B20 Diluncurkan! Besok, Solar Sudah Campur Minyak Sawit 20%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular