Sindir Pertamina-PTBA, BUMN: Percepat Gasifikasi Batu Bara

Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
28 November 2018 12:34
Kementerian BUMN minta Pertamina untuk percepat proyek gasifikasi batu bara
Foto: Deputi Pertambangan, Industri Strategis, dan Media Kementerian BUMN Fajar Harry Sampurno (CNBC Indonesia/Anastasia Arvirianty)
Jakarta, CNBC Indonesia- Bauran energi Indonesia yang masih didominasi oleh bahan bakar fosil, terutama batu bara menjadi kekhawatiran tersendiri bagi Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Hampir 50% lebih kelistrikan Indonesia dipasok dari PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap) di berbagai daerah, "Tetapi pengalaman dari China dari provinsi Shanxi, itu ada dampak lingkungan di udara dan air," ujar Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis, dan Media Kementerian BUMN Fajar Harry Sampurno dalam sambutannya di acara Pertamina Energy Forum 2018, Rabu (28/11/2018).

[Gambas:Video CNBC]

Menurut Fajar, fenomena ini sangat merisaukan karena akan berdampak juga ke perubahan iklim dan lainnya. Data dari WHO, bahkan terakhir ada 7 juta kematian per tahun karena polisi udara.

Tapi, provinsi Shanxi yang merupakan penghasil batu bara terbesar di China ini kemudian mulai bertransformasi dengan menggunakan teknologi. Sebuah BUMD, kata dia, kemudian coba mengembangkan coal gasification yang memproduksi Dimethyl Ether (DME).



"Jadi selain hasilkan DME, ternyata hilirisasi itu lebih bersih dengan coal gasification," katanya. Ini yang ia minta Pertamina lebih giat untuk mengembangkan coal gasification. "Pertamina dorong kerjasamanya jangan sampai hanya di MoU dan HoA saja, kalau bisa akhir tahun ini bangun coal gas di Peranap, Riau," sindirnya.

Pertamina memang telah meneken kesepakatan dengan PT Bukit Asam Tbk (PTBA) untuk kembangkan gasifikasi batu bara.

"Kami sebagai offtaker, dalam waktu dekat akan disahkan," ujar Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati di Washington, Senin waktu setempat (25/62018).

PTBA sempat memprediksi untuk kembangkan gasifikasi batu bara ini dibutuhkan kesiapan dana setidaknya US$ 10 miliar. Terakhir, PT Pertamina (Persero) dan PT Bukit Asam Tbk juga menjalin kerja sama dengan Air Products and Chemicals Inc, perusahaan berbasis di Amerika Serikat. Kerja sama itu dalam rangka meningkatkan nilai tambah batu bara Indonesia. 

Kerja sama meliputi pengembangan gasifikasi batubara di Mulut Tambang Batubara Peranap, Riau untuk menjadi dimethylether (DME) dan syntheticnatural gas (SNG).

Dengan kerja sama itu, maka pabrik gasifikasi di Peranap diharapkan dapat mulai beroperasi pada 2022. Kapasitas pabrik yang akan didirikan memiliki kapasitas 400 ribu ton DME per tahun dan 50 mmscfd SNG.
(gus/gus) Next Article PTBA Bangun 4 Komplek Pabrik Gasifikasi Batu Bara

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular