Internasional
AS-China Perang Dagang, Asia Tenggara Pemenangnya
Wangi Sinintya, CNBC Indonesia
23 November 2018 16:35

Jakarta, CNBC Indonesia - Perang dagang antara Washington dan Beijing mendorong banyak perusahaan global mempertimbangkan kembali produksi dan perakitan mereka di China, dan Asia Tenggara akan mendapatkan keuntungan dari aksi tersebut. Hal ini diungkapkan perusahaan konsultan Bain & Co.
Satish Shankar, managing partner Bain & Co untuk Asia Tenggara mengatakan dalam jangka pendek akan ada dampak buruk perang dagang ke Asia Tenggara yang merupakan basis ekspor dunia.
"Dampaknya pada ekspor ke China dan tentunya ke Amerika serikat. Industri seperti tekstil dan elektronik akan terdampak," ujar Satish Shankar. "Tetapi dalam jangka panjang kami sangat percaya diri Asean akan menjadi basis rantai pasok alternatif yang sangat menarik bagi perusahaan yang ingin melakukan diversifikasi, menjauh dari China."
Bain & Co memprediksi perusahaan global akan memindahkan rantai pasok ke Asia Tenggara di mana usaha kecil dan menengah (UKM) akan mengadopsi teknologi untuk operasional harian yang menciptakan peluang US$1 triliun.
Amerika Serikat melancarkan serangannya ke China dengan menaikkan tarif bea masuk impor pada produk China sejak Juli 2018. China membalas dengan menerapkan hal yang sama pada sejumlah produk AS.
Investor kini memantau pertemuan yang sangat dinanti-nantikan antara kedua negara, ketika Xi Jinping bertemu Presiden Donald Trump pada KTT G-20 pada 30 November dan 1 Desember 2018. Investor berharap akan ada kemajuan dari pertemuan tersebut.
Satish Shankar menambahkan meski perang dagang akhirnya tak surut, perusahaan juga akan mengalihkan beberapa rantai pasok ke Asia Tenggara.
"Karena dua alasan," katanya. "Salah satunya, prosesnya sudah berjalan, dan pengalaman yang dialami perusahaan di tempat seperti Vietnam dan Thailand cukup positif.
Kedua, ini praktik bisnis yang baik untuk memastikan Anda terdiversifikasi dan tidak memiliki risiko konsentrasi dengan hal-hal seperti rantai suplai Anda."
Dia menjelaskan bahwa di masa depan, perusahaan akan beralih ke "rantai pasokan terdistribusi", di mana mereka akan memiliki banyak sumber pasokan untuk produk tertentu.
[Gambas:Video CNBC]
(roy) Next Article Perang Dagang AS-China Memanas, Vietnam Ketiban Untung Besar
Satish Shankar, managing partner Bain & Co untuk Asia Tenggara mengatakan dalam jangka pendek akan ada dampak buruk perang dagang ke Asia Tenggara yang merupakan basis ekspor dunia.
"Dampaknya pada ekspor ke China dan tentunya ke Amerika serikat. Industri seperti tekstil dan elektronik akan terdampak," ujar Satish Shankar. "Tetapi dalam jangka panjang kami sangat percaya diri Asean akan menjadi basis rantai pasok alternatif yang sangat menarik bagi perusahaan yang ingin melakukan diversifikasi, menjauh dari China."
Investor kini memantau pertemuan yang sangat dinanti-nantikan antara kedua negara, ketika Xi Jinping bertemu Presiden Donald Trump pada KTT G-20 pada 30 November dan 1 Desember 2018. Investor berharap akan ada kemajuan dari pertemuan tersebut.
Satish Shankar menambahkan meski perang dagang akhirnya tak surut, perusahaan juga akan mengalihkan beberapa rantai pasok ke Asia Tenggara.
![]() |
"Karena dua alasan," katanya. "Salah satunya, prosesnya sudah berjalan, dan pengalaman yang dialami perusahaan di tempat seperti Vietnam dan Thailand cukup positif.
Kedua, ini praktik bisnis yang baik untuk memastikan Anda terdiversifikasi dan tidak memiliki risiko konsentrasi dengan hal-hal seperti rantai suplai Anda."
Dia menjelaskan bahwa di masa depan, perusahaan akan beralih ke "rantai pasokan terdistribusi", di mana mereka akan memiliki banyak sumber pasokan untuk produk tertentu.
[Gambas:Video CNBC]
(roy) Next Article Perang Dagang AS-China Memanas, Vietnam Ketiban Untung Besar
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular