
Usulan Harga Masuk, ESDM-PLN Bahas DMO Gas Listrik Kamis Ini
Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
19 November 2018 14:01

Jakarta, CNBC Indonesia- PT PLN (Persero) telah mengajukan usulan harga gas sebesar US$ 6 per mmbtu di plant gate. Nantinya, hal itu akan diajukan dalam pembahasan RUPTL 2019-2028.
Dirjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Andy N Sommeng menuturkan, pihak PLN telah memasukkan surat usulan itu ke Menteri ESDM Ignasius Jonan.
"Itu baru permintaan PLN, mereka sudah mengirim surat ke Pak Menteri, kalau tidak salah Kamis besok akan dibahas di RUPTL," ujar Andy kepada media saat dijumpai di Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (19/11/2018).
Lebih lanjut, Andy mengklaim usulan PLN ini bukan semata karena BUMN setrum tersebut sedang seret keuangannya, tapi lebih kepada upaya mempetahankan keberlanjutan perusahaan.
"Ini dalam proses produksi listrik hulu-hilir, supaya terjangkau kemampuan masyarakatnya, daya saing industrinya juga mampu. Nah ini kan bahan dasarnya dari hulu, kalau hulunya fluktuatif kan juga tidak bagus, terlebih jika harga ICP terus naik," terang Andy.
Adapun, Andy mengatakan, pemerintah yang pasti menginginkan agara proses produksi tidak terganggu, agar bisa mempertahankan harga di hilir.
"Kan macam macam kemampuan investasi, pengembangan berkurang akhirnnya rugi negara. Kalau BUMN rugi, negara rugi. Sebagai pemerintah dan regulator berpikir, kita harus lihat juga dari BUMN," tambahnya.
"Dari BUMN juga harus menyadari, dalam rangka pengembangan investasi, beroperasi dengan efisiensi, dan sebagainya. Sehingga, di sisi masyarakat, ingin tersedia listrik dengan harga yang terjangkau dan kompetitif," kata Andy.
Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Energi (ESDM) berencana menerapkan aturan harga khusus gas untuk digunakan di dalam negeri (Domestic Market Obligation), khususnya untuk pembangkitan listrik.
Hal ini disampaikan melalui Keputusan Panja Komisi VII DPR saat RDP dengan PLN, harganya US$ 6 per mmbtu di plant gate. Untuk itu, Andy dan pihaknya tengah melakukan pendekatan ke Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas) agar bisa segera ditetapkan. Apalagi hal ini merupakan keputusan rapat bersama antara DPR dan pemerintah.
"Harus dibicarakan secara intensif," katanya.
(gus) Next Article Tak Jadi 15,2 GW, Proyek Listrik yang Ditunda Cuma 4,6 GW
Dirjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Andy N Sommeng menuturkan, pihak PLN telah memasukkan surat usulan itu ke Menteri ESDM Ignasius Jonan.
Lebih lanjut, Andy mengklaim usulan PLN ini bukan semata karena BUMN setrum tersebut sedang seret keuangannya, tapi lebih kepada upaya mempetahankan keberlanjutan perusahaan.
"Ini dalam proses produksi listrik hulu-hilir, supaya terjangkau kemampuan masyarakatnya, daya saing industrinya juga mampu. Nah ini kan bahan dasarnya dari hulu, kalau hulunya fluktuatif kan juga tidak bagus, terlebih jika harga ICP terus naik," terang Andy.
Adapun, Andy mengatakan, pemerintah yang pasti menginginkan agara proses produksi tidak terganggu, agar bisa mempertahankan harga di hilir.
"Kan macam macam kemampuan investasi, pengembangan berkurang akhirnnya rugi negara. Kalau BUMN rugi, negara rugi. Sebagai pemerintah dan regulator berpikir, kita harus lihat juga dari BUMN," tambahnya.
"Dari BUMN juga harus menyadari, dalam rangka pengembangan investasi, beroperasi dengan efisiensi, dan sebagainya. Sehingga, di sisi masyarakat, ingin tersedia listrik dengan harga yang terjangkau dan kompetitif," kata Andy.
Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Energi (ESDM) berencana menerapkan aturan harga khusus gas untuk digunakan di dalam negeri (Domestic Market Obligation), khususnya untuk pembangkitan listrik.
Hal ini disampaikan melalui Keputusan Panja Komisi VII DPR saat RDP dengan PLN, harganya US$ 6 per mmbtu di plant gate. Untuk itu, Andy dan pihaknya tengah melakukan pendekatan ke Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas) agar bisa segera ditetapkan. Apalagi hal ini merupakan keputusan rapat bersama antara DPR dan pemerintah.
"Harus dibicarakan secara intensif," katanya.
(gus) Next Article Tak Jadi 15,2 GW, Proyek Listrik yang Ditunda Cuma 4,6 GW
Most Popular