Tak Jadi 15,2 GW, Proyek Listrik yang Ditunda Cuma 4,6 GW

Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
24 September 2018 16:17
Dirjen Listrik sebut proyek yang ditunda tak jadi sebesar 15,2 GW tapi hanya 4,6 GW
Foto: Ist adaro.com
Jakarta, CNBC Indonesia- Pemerintah sempat memutuskan ada potensi 15,2 GW dari proyek pembangunan proyek pembangkit listrik 35 ribu MW (35 GW) mengalami penundaan. Namun, setelah melakukan evaluasi ternyata, hanya 4,6 GW saja yang berpotensi ditunda.

"Memang perlu dilihat mana yang sudah financial close (FC) dan mana yang belum. Dari 35 GW itu kan yang belum FC ada 15,2 GW. Tapi apakah itu tidak dibangun? Ternyata memang ada yang harus tetap dibangun, yakni sebesar 10,56 GW dari target pengoperasian sampai 2024," ujar Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Andy N Sommeng kepada media saat dijumpai di Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (24/9/2018).



Lebih lanjut, ia menjelaskan, hal tersebut dilakukan untuk menjaga reserve margin (cadangan pasokan) 30%, di samping itu juga ada beberapa proyek yang sudah ditentukan harganya, dan juga untuk meningkatkan bauran energi. 

"Artinya, kita agak tenang. Ini tidak boleh dikorbankan. Misalnya PLTGU Jawa 1, kan sudah perjanjian jual beli gas (PJGB) itu tidak bisa ditunda," ujar Andy.

Selain itu, juga ada proyek pembangkit listrik energi baru, dan terbarukan sebesar 3,51 GW dari 10,56 GW tersebut yang juga tidak bisa ditunda. 

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo sempat memutuskan untuk mengorbankan hampir separuh megaproyek 35 ribu megawatt (MW) demi menyelamatkan rupiah. 

Total kapasitas pembangkit yang ditunda tepatnya adalah 15.200 MW. "Ini yang dari 35 ribu MW yang direncanakan dan belum mencapai finansial closing. Dan sudah digeser ke tahun-tahun berikutnya adalah sebesar 15.200 MW," ujar Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan di kantornya, Selasa (4/9/2018).

Mundurnya target operasional ini sekaligus untuk menyesuaikan pertumbuhan konsumsi listrik yang di kuartal II kemarin hanya sebesar 4,7%. "Tahun ini estimasi kami pertumbuhan listrik maksimum sekitar 6%, dari target 8%. Makanya digeser," jelas Jonan. Dengan pengurangan hampir separuh dari mega proyek 35 ribu MW ini, diperkirakan bisa menekan pengadaan barang impor hingga US$ 8 miliar hingga US$ 10 miliar.

Pergesaran target ini, kata Jonan, bertujuan untuk menekan pengadaan impor. Biasanya di proyek kelistrikan komposisi tingkat komponen dalam negeri (TKDN) bisa sampai 50% lebih di beberapa proyek, tapi rata-ratanya di 20% sampai 40%. Dengan pemunduran ini, total potensi investasi yang berkurang ke kantong pemerintah mencapai US$ 24 miliar sampai US$ 25 miliar.

"Tapi ini bisa kurangi beban impor kira-kira sampai US$ 8 miliar hingga US$ 10 miliar," jelasnya. Nilai ini setara dengan Rp 149 triliun dengan kurs dolar Rp 14.900.
(gus) Next Article Dua Alasan Jonan Tunda 15.200 MW Proyek Listrik

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular