
Lamban Sekali, Baru 24% Program 35 GW yang Beroperasi

Jakarta, CNBC Indonesia - Realisasi program pembangkit listrik 35.000 mega watt (MW) hingga saat ini belum ada kemajuan signifikan. Data terakhir, pembangkit yang sudah beroperasi baru mencapai 24%.
Hal tersebut disampaikan Direktur Utama PT PLN (Persero) Zulkifli Zaini dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR RI, Selasa (25/08/2020).
Zulkifli merinci, proses terbanyak saat ini yaitu masih dalam tahap konstruksi yakni mencapai 54% atau sebesar 19.067 MW, sementara yang telah ditandatangani kontrak atau perjanjian jual beli listrik (Power Purchase Agreement/ PPA) tapi belum memasuki konstruksi yakni sebesar 18% atau 6.528 MW. Sedangkan dalam tahap pengadaan sebesar 2% atau 8 MW dan tahap perencanaan 2% atau 724 MW.
Sedangkan yang sudah beroperasi atau uji coba (commissioning) mencapai 24% atau 8.382 MW.
"Artinya, ada lebih dari tiga per empat program tersebut dimulai pembangunan fisiknya. Sementara yang sudah benar-benar operasi 23,9%," ungkapnya kepada anggota DPR RI.
Lebih rinci lagi untuk pembangkit wilayah Sumatera sudah operasi 14% atau sebesar 1.287 MW, pembangkit wilayah Jawa, Madura, dan Bali sudah beroperasi 23% atau sebesar 4.184 MW, dan pembangkit wilayah Kalimantan sudah operasi 26% sebesar 901 MW.
Sementara di wilayah Sulawesi sudah beroperasi 45% atau 1.146 MW, pembangkit di Nusa Tenggara sebesar 52% atau 427 MW, dan pembangkit di wilayah Maluku Papua sudah beroperasi 50% atau 437 MW.
Selain program 35.000 MW, ada juga program 7.000 MW yang tengah dikembangkan sampai 2024. Zulkifli menjelaskan untuk program 7.000 MW ini kemajuannya sudah sangat sebesar yakni telah mencapai 94% atau 7.458 MW yang telah beroperasi. Sementara 6% atau setara 458 MW masih proses konstruksi.
"Artinya, keseluruhan program carry over (7.000 MW) tersebut secara fisik sudah dikerjakan dan bahkan sebagian besar sudah beroperasi," ujarnya.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Intip Potret Ruko Kota Bekasi Saat 'Diserang' Mati Lampu