Internasional

Trump Sebut Temuan CIA Soal Kasus Khashoggi Masih Prematur

Bernhart Farras, CNBC Indonesia
18 November 2018 18:26
Trump masih menampik temuan CIA yang sebut Pangeran Arab diduga terlibat kasus pembunuhan Jamal Khashoggi
Foto: Presiden AS Donald Trump (REUTERS/Carlos Barria)
WASHINGTON, CNBC Indonesia- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada Sabtu (17/11/2018) menyebut temuan Central Intelligence Agency (CIA) soal keterlibatan Pangeran Mahkota Saudi Mohammad bin Salman (MBS) atas pembunuhan jurnalis Saudi Jamal Khashoggi "sangat prematur".

Dikutip dari Reuters, Trump juga mengatakan Ia akan menerima laporan lengkap tentang kasus itu pada Selasa. Dalam perjalanan ke California, Trump mengatakan pembunuhan itu "seharusnya tidak pernah terjadi."



Laporan pada Selasa akan menjelaskan tentang siapa yang diyakini pemerintah AS telah membunuh Khashoggi dan apa dampak keseluruhan dari pembunuhannya, kata Trump. Hingga saat ini belum jelas siapa yang memproduksi laporan itu.

Trump juga mengatakan temuan CIA bahwa MBS bertanggung jawab atas pembunuhan itu masih "mungkin," atau belum pasti.

Trump membuat pernyataan itu, beberapa jam setelah Departemen Luar Negeri mengatakan pemerintah masih berusaha untuk menentukan tanggung jawab atas kematian Khashoggi, kolumnis Washington Post yang berbasis di AS.

"Laporan terbaru menunjukkan bahwa pemerintah AS telah membuat kesimpulan akhir yang tidak akurat," kata Heather Nauert, juru bicara Departemen Luar Negeri dalam sebuah pernyataan.

"Masih ada banyak pertanyaan yang belum terjawab sehubungan dengan pembunuhan Khashoggi."

Nauert mengatakan Departemen Luar Negeri akan terus mencari fakta dan bekerjasama dengan negara lain untuk menahan mereka yang terlibat dalam pembunuhan Khashoggi.

"Sambil mempertahankan hubungan strategis penting antara AS dan Arab Saudi."

Trump membahas penilaian CIA melalui telepon dengan direktur agensi, Gina Haspel, dan Sekretaris Negara Mike Pompeo saat terbang ke California pada Sabtu, kata Sarah Huckabee Sanders juru bicara Gedung Putih kepada wartawan.





CIA telah memberi penjelasan kepada bagian lain dari pemerintah AS tentang penilaiannya, termasuk Kongres, kata sumber yang dilansir dari Reuters pada Jumat, sebuah perkembangan yang mempersulit upaya Trump untuk mempertahankan hubungan dengan sekutu utama AS.



Seorang sumber yang akrab dengan penyelidikan awal CIA mengatakan sebagian besar hal itu didasarkan pada bukti tidak langsung yang berkaitan dengan peran sentral MBS dalam menjalankan pemerintahan Saudi.

Saat ini, temuan CIA bisa jadi bukti AS paling definitif untuk mengikat penguasa de facto Arab Saudi secara langsung terhadap pembunuhan dan bertentangan dengan pernyataan pemerintah Saudi bahwa MBS tidak terlibat.

Khashoggi, seorang kritikus putra mahkota, tewas pada bulan Oktober di konsulat Saudi di Istanbul ketika Ia pergi ke sana untuk mengambil dokumen pernikahan yang direncanakannya.



Saat anggota parlemen mendorong undang-undang untuk menghukum Arab Saudi atas pembunuhan itu. Pada Sabtu kedua senator Republik dan Demokrat mendesak Trump untuk bersikap keras pada MBS, yang memiliki hubungan dekat dengannya.

"Semuanya mengacu pada Putra Mahkota Arab Saudi, MBS, memerintahkan pembunuhan jurnalis @washingtonpost Jamal Khashoggi.

Administrasi Trump harus membuat penentuan tanggung jawab yang kredibel sebelum MBS mengeksekusi orang-orang yang tampaknya melaksanakan perintahnya," cuitan Senator Bob Corker, ketua Komite Hubungan Luar Negeri Senat, pada Sabtu di twitter.

Pejabat Trump dan pejabat tinggi mengatakan Arab Saudi harus dimintai pertanggungjawaban atas keterlibatan apa pun dalam kematian Khashoggi. Mereka juga telah menjatuhkan sanksi terhadap 17 warga Saudi karena peran mereka dalam pembunuhan itu.



Tetapi mereka juga menekankan pentingnya hubungan Washington dengan Riyadh, salah satu klien terbesar industri pertahanan AS. Trump ingin mempertahankan kesepakatan persenjataan Saudi, meskipun ada oposisi yang berkembang di Kongres.

"Mereka telah menjadi sekutu yang benar-benar spektakuler dalam hal pekerjaan dan pembangunan ekonomi," kata Trump.

"Sebagai presiden, Saya harus mempertimbangkan banyak hal."

Jenderal Marinir Joseph Dunford, ketua Kepala Staf Gabungan, mencatat pada Sabtu bahwa kerajaan memainkan peran militer kunci bagi AS di Timur Tengah.

"Arab Saudi telah menjadi mitra penting bagi keamanan regional di masa lalu. Saya berharap mereka akan tetap ada di masa depan," katanya di sebuah forum keamanan di Halifax, menambahkan sekutu Timur Tengah termasuk Arab Saudi adalah "kekuatan stabilisasi di wilayah ini. "
(gus) Next Article Trump Tak Kuat Dengar Rekaman Mengerikan Pembunuhan Khashoggi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular