Surplus Tapi RI Tetap Impor Jagung: Peternak Sudah Teriak

Samuel Pablo, CNBC Indonesia
12 November 2018 16:25
RI memutuskan impor sebanyak 100.000 ton Jagung.
Foto: Ilustrasi jagung (REUTERS/Kim Kyung-Hoon)
Jakarta, CNBC Indonesia - Impor jagung sebanyak 100.000 ton akan didistribusikan oleh Badan Urusan Logistik (Bulog) ke setidaknya tujuh kota sentra peternakan ayam mandiri di pulau Jawa.

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementerian Pertanian I Ketut Diarmita menyebutkan, ketujuh sentra peternakan itu tersebar terutama di Blitar, Kendal, Solo, Subang, Bogor, Malang, dan Tulungagung.

Ketut menjelaskan, peternakan mandiri skala kecil yang jumlahnya sangat banyak menjadi fokus sasaran dari jagung impor tersebut. Dia bahkan menyebut puluhan peternak kecil yang berada di Jawa Timur menyumbang 60% dari jumlah peternak mandiri secara nasional.

"Data kebutuhannya sudah masuk. Saya sedang cek dan kemudian saya setor ke Bulog. Nanti Bulog akan menyebarkan sesuai data yang saya distribusikan. [Realisasi lelang] dari Bulog sudah saya dapatkan, 100 ribu ton full," kata Ketut usai media gathering Dirjen PKH, Senin (12/11/2018).



"Proporsi peternak mandiri di Jawa Timur saja menguasai 60% dari nasional, bahkan masih ada di Subang, di Bogor, tercecer," imbuhnya.

Dia pun menegaskan jagung impor tersebut akan didistribusikan secepatnya sebelum panen raya jagung agar tidak mengganggu harga jual jagung petani lokal.

"Ngapain ditahan, makin cepat makin baik. Orang peternak di lapangan sudah teriak. Sekarang harga ini stabil ga? Makin cepat kan makin stabil," kata Ketut.

Dia menuturkan sebetulnya kenaikan harga hanya terjadi di Jawa. 

"Sebenarnya yang naik harga di Jawa saja, mana orang di Sumatera di Kalimantan teriak? Nggak ada kok, di Jawa saja yang teriak karena banyak peternaknya dan terlalu banyak populasi di sini."

"Sekarang memang sudah ada panen di Kediri, Mojokerto. Kita harapkan impor ini terakhir untuk menjaga stabilitas. Jangan sampai saat petani kita panen, impornya jalan. Kalau petani kita panen, jagung ini akan disimpan di Bulog dulu. Tapi ketika panennya nggak cukup, ini dikeluarkan. Makin cepat makin baik," pungkasnya.

Adapun Menko Perekonomian Darmin Nasution juga pernah mengatakan bahwa berdasarkan data Kementan, surplus jagung saat ini sekitar 13 juta ton. 




(ray/ray) Next Article Paradoks Impor Jagung 100.000 Ton & Klaim Surplus Kementan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular