Kematian Khashoggi Belum Jelas, Ini Langkah Erdogan

Bernhart Farras, CNBC Indonesia
11 November 2018 13:11
Sejak terungkap awal bulan lalu, kasus pembunuhan Jamal Khashoggi belum menemui titik temu.
Foto: Presiden Turki Tayyip Erdogan (REUTERS/Umit Bektas)
Ankara, CNBC Indonesia - Sejak terungkap awal bulan lalu, kasus pembunuhan Jamal Khashoggi belum menemui titik temu. Namun, baru-baru ini, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengambil langkah konkret demi menuntaskan kasus tersebut.

Saat meninggalkan Turki untuk menghadiri peringatan Perang Dunia I di Prancis bersama Presiden AS Donald Trump dan para pemimpin Eropa, Erdogan mengatakan untuk pertama kalinya tiga negara Uni Eropa telah mendengar rekaman itu.

"Kami memberikan rekaman. Kami memberikannya ke Arab Saudi, ke Amerika Serikat (AS), Jerman, Prancis, dan Inggris, semuanya. Mereka telah mendengarkan semua percakapan di dalamnya. Mereka tahu," kata Erdogan dilansir Reuters, Ahad (11/11/2018).

Direktur CIA Gina Haspel telah mendengar rekaman audio tentang kematian Khashoggi ketika mengunjungi Istanbul, kata dua sumber dilansir dari Reuters pada bulan lalu. Seorang utusan senior Saudi juga mendengarkan rekaman, kata seorang sumber.

Erdogan tidak memberikan perincian isi rekaman. Akan tetapi dua sumber yang mengetahui masalah tersebut mengatakan Turki memiliki beberapa rekaman audio.



Rekaman itu termasuk pembunuhan Khashoggi dan percakapan sebelum operasi yang kemudian terungkap, kata sumber. Hal itu menyebabkan Ankara menyimpulkan dari tahap awal pembunuhan itu direncanakan, meskipun Arab Saudi menyangkal mengetahui atau terlibat.

Jaksa penuntut Arab Saudi Saud al-Mojeb mengatakan pembunuhan Khashoggi telah direncanakan sebelumnya, meskipun pejabat Saudi lainnya mengatakan putera mahkota Saudi Muhammad bin Salman (MBS) tidak memiliki pengetahuan tentang operasi khusus tersebut.

Salah satu sumber mengatakan para pejabat yang mendengar rekaman itu merasa ngeri dengan konten rekaman. Salah satu pendukung utama MBS, Saud al-Qahtani, tampil menonjol di dalamnya, kata sumber-sumber.

Bulan lalu, dua sumber intelijen terpisah mengatakan kepada Reuters bahwa Qahtani memberi perintah via Skype kepada para pembunuh Khashoggi di konsulat Saudi di Istanbul, Turki.

Qahtani tidak menanggapi pertanyaan dari Reuters pada saat itu. Media pemerintah Saudi mengatakan Raja Salman telah memecatnya dan empat pejabat lainnya atas pembunuhan itu. Tidak ada indikasi adanya tersangka yang ditahan.

Kematian Khashoggi Belum Jelas, Ini Langkah Erdogan Foto: Infografis/Jamal Khashoggi/Arie Pratama


Langkah Saudi
Erdogan tidak mengulangi tuduhan yang pernah disampaikan bahwa operasi itu diperintahkan oleh para pemimpin Saudi. Namun, dia meminta Riyadh untuk mengidentifikasi pembunuhnya. Ia mengatakan ada anggota tim yang tiba di Turki beberapa jam sebelum hilangnya Khashoggi.

"Tidak perlu mendistorsi masalah ini, mereka tahu pasti bahwa pembunuh, atau beberapa pembunuh, ada di antara 15 orang ini. Pemerintah Arab Saudi dapat mengungkapkan ini dengan membuat 15 orang ini berbicara," ujar Erdogan.

Erdogan juga menuduh Mojeb yang mengunjungi Istanbul untuk membahas penyelidikan dengan rekannya dari Turki dan memeriksa konsulat Istanbul. Ia menolak untuk bekerja sama. "Jaksa datang ke Turki untuk membuat alasan. Ini menyulitkan," katanya.

Selama kunjungannya, Mojeb mengungkapkan tidak ada informasi kepada pihak berwenang Turki, kata sebuah sumber. Justru Mojeb meminta ponsel Khashoggi yang telah ditinggalkan wartawan itu dengan tunangannya sebelum memasuki konsulat.

Erdogan mengulangi permintaan terkait keberadaan tubuh Khashoggi. Seorang penasehat presiden mengatakan mayat itu dipotong untuk dibuang, dan Wakil Presiden Turki Fuat Oktay telah menyerukan penyelidikan atas laporan yang kemudian coba dihilangkan.

Seorang pejabat Turki mengatakan pekan lalu Arab Saudi mengirim 2 orang, seorang ahli kimia dan ahli toksikologi ke Istanbul seminggu setelah pembunuhan Khashoggi pada 2 Oktober untuk menghapus bukti. Ini adalah tanda pejabat Saudi mengetahui kejahatan tersebut.

Arab Saudi mengatakan anggota tim yang dikirim ke Istanbul, dan kembali tak lama setelah pembunuhan, telah ditangkap bersama dengan 3 lainnya.

Menyusul pertemuan di Paris, Sabtu (11/11/2018), Trump dan Presiden Prancis Emmanuel Macron sepakat pemerintah Saudi perlu menjelaskan secara terang tentang pembunuhan Khashoggi, kata satu sumber kepresidenan Prancis. Mereka juga sepakat masalah itu tidak boleh dibiarkan menyebabkan destabilisasi lebih lanjut di Timur Tengah.

Pada Ahad (11/11/2018), Erdogan dan Trump mengadakan diskusi terkait kasus Khashoggi juga di Paris. Kendati demikian, belum diketahui secara perinci pembahasan yang dilakukan keduanya. Demikian disampaikan seorang pejabat Gedung Putih seperti dilansir Reuters.

Kematian Khashoggi Belum Jelas, Ini Langkah Erdogan Foto: Hatice Cengiz, tunangan wartawan Saudi yang dibunuh, terlihat selama wawancara dengan Reuters di London, Inggris, 29 Oktober 2018. REUTERS / Dylan Martinez

(miq/miq) Next Article Turki Minta Jangan Ada Dusta di Kasus Khashoggi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular