
Lelang Blok Migas Kurang Laris, Akses Data Kini Gratis
Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
06 November 2018 11:05

Jakarta, CNBC Indonesia- Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral membuka lelang tahap ketiga blok eksplorasi migas bulan ini. Beda dengan lelang sebelumnya, agar lebih menarik dan laris di lelang kali ini kementerian tawarkan akses data gratis untuk calon peserta.
Di tahap ketiga ini, ada 4 blok yang ditawarkan pemerintah yakni blok South Andaman, blokl South Skakemang, blok Anambas, dan blok Maratua.
"Empat blok ini, dijadwalkan mulai lelang hari ini, dengan pengambilan dokumen lelang pada 5 November-17 Desember 2018, dan memasukkan dokumen partisipasi paling lambat pada 19 Desember 2018. Bagi para calon peserta, akses data sekarang gratis, tetapi biaya pakai data tersebut dibayar setelah jadi pemenang," ujar Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar saat paparan di kementerian, semalam, Senin (6/11/2018).
Arcandra menjelaskan lebih lanjut bahwa kebijakan ini merupakan terobosan yang digagas kementerian. Tapi pembebasan biaya ini sebenarnya hanya dialihkan kewajibannya, dari yang semula dibebankan sebelum kepastian mendapatkan blok ke sesudah mendapat kepastian.
Artinya, jika si calon peserta memenangkan lelang maka biaya akses data tersebut akan langsung ditagihkan. "Biaya akan menjadi kewajiban setelah peserta lelang ditetapkan sebagai pemenang, jadi tidak lagi dikenakan biaya pada saat melihat data. Kami berharap dan mengundang seluas-luasnya peserta yang mempunyai kemampuan teknis, keuangan, dan rekam jejak baik."
Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian ESDM Agus Cahyono menjelaskan, selama ini dalam lelang pesertanya terbatas. Di mekanisme yang ada, pada saat lelang blok, para peserta membayar biaya akses dokumen lelang sebesar US$ 5.000 untuk menyatakan dia ikut lelang.
Setelah itu, untuk melakukan analisis, mereka diminta untuk melihat data tersebut, dan untuk melihat data itu dikenakan tarif sesuai dengan data yang akan diakses. Misalnya ingin tahu berapa biaya untuk seismic study per kilometernya.
"Paket data rata-rata harganya US$ 30 ribu-80 ribu. Maksimal biayanya itu US$ 80 ribu, hipotesisnya US$ 80 ribu agak memberatkan. Nah, nanti yang menang, baru diminta bayar sesuai mekanisme yang ada sekarang," ujar Agus kepada media, Jumat (2/11/2018).
Ia pun mengungkapkan, kenyataannya, selama ini yang mengambil data tidak banyak. Selama 8 tahun, sudah 215 lelang lelang dilakukan, tetapi data yang diakses hanya 223 peserta. Artinya, lanjut Agus, kalau di rata-rata, setiap pemerintah lakukan lelang blok migas, hanya diikuti oleh 1-2 perusahaan yang mengakses data.
Adapun, hasil dari penjualan paket data ini, nantinya akan digunakan untuk membayar pengelolaan data. Tadinya, data dikelola oleh Kontraktor Pusdatin (Patra Nusa Data), sekarang sejak Maret 2018 dikelola oleh Unit Technology Center (UTC) Pertamina.
(gus/gus) Next Article Awali 2019, Kementerian ESDM Siap Lelang 3 Blok Migas
Di tahap ketiga ini, ada 4 blok yang ditawarkan pemerintah yakni blok South Andaman, blokl South Skakemang, blok Anambas, dan blok Maratua.
"Empat blok ini, dijadwalkan mulai lelang hari ini, dengan pengambilan dokumen lelang pada 5 November-17 Desember 2018, dan memasukkan dokumen partisipasi paling lambat pada 19 Desember 2018. Bagi para calon peserta, akses data sekarang gratis, tetapi biaya pakai data tersebut dibayar setelah jadi pemenang," ujar Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar saat paparan di kementerian, semalam, Senin (6/11/2018).
Arcandra menjelaskan lebih lanjut bahwa kebijakan ini merupakan terobosan yang digagas kementerian. Tapi pembebasan biaya ini sebenarnya hanya dialihkan kewajibannya, dari yang semula dibebankan sebelum kepastian mendapatkan blok ke sesudah mendapat kepastian.
Artinya, jika si calon peserta memenangkan lelang maka biaya akses data tersebut akan langsung ditagihkan. "Biaya akan menjadi kewajiban setelah peserta lelang ditetapkan sebagai pemenang, jadi tidak lagi dikenakan biaya pada saat melihat data. Kami berharap dan mengundang seluas-luasnya peserta yang mempunyai kemampuan teknis, keuangan, dan rekam jejak baik."
Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian ESDM Agus Cahyono menjelaskan, selama ini dalam lelang pesertanya terbatas. Di mekanisme yang ada, pada saat lelang blok, para peserta membayar biaya akses dokumen lelang sebesar US$ 5.000 untuk menyatakan dia ikut lelang.
Setelah itu, untuk melakukan analisis, mereka diminta untuk melihat data tersebut, dan untuk melihat data itu dikenakan tarif sesuai dengan data yang akan diakses. Misalnya ingin tahu berapa biaya untuk seismic study per kilometernya.
"Paket data rata-rata harganya US$ 30 ribu-80 ribu. Maksimal biayanya itu US$ 80 ribu, hipotesisnya US$ 80 ribu agak memberatkan. Nah, nanti yang menang, baru diminta bayar sesuai mekanisme yang ada sekarang," ujar Agus kepada media, Jumat (2/11/2018).
Ia pun mengungkapkan, kenyataannya, selama ini yang mengambil data tidak banyak. Selama 8 tahun, sudah 215 lelang lelang dilakukan, tetapi data yang diakses hanya 223 peserta. Artinya, lanjut Agus, kalau di rata-rata, setiap pemerintah lakukan lelang blok migas, hanya diikuti oleh 1-2 perusahaan yang mengakses data.
Adapun, hasil dari penjualan paket data ini, nantinya akan digunakan untuk membayar pengelolaan data. Tadinya, data dikelola oleh Kontraktor Pusdatin (Patra Nusa Data), sekarang sejak Maret 2018 dikelola oleh Unit Technology Center (UTC) Pertamina.
(gus/gus) Next Article Awali 2019, Kementerian ESDM Siap Lelang 3 Blok Migas
Most Popular