Internasional

Buka Pameran Impor, Xi Jinping Akan Pidato Soal 'Free Trade'

Prima Wirayani, CNBC Indonesia
05 November 2018 07:05
Presiden China Xi Jinping akan mempromosikan negaranya sebagai pendukung globalisasi dan perdagangan bebas saat membuka China International Import Expo.
Foto: REUTERS/Jason Lee
Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden China Xi Jinping diperkirakan akan mempromosikan negaranya sebagai pendukung globalisasi dan perdagangan bebas hari Senin (5/11/2018) saat ia membuka China International Import Expo di Shanghai.

Ia akan menyampaikan pidato pembukaan di pameran dagang yang akan berlangsung selama sepekan itu. Pameran tersebut menarik sekitar 3.000 perusahaan dan pedagang dari seluruh penjuru dunia yang semuanya menginginkan porsi pasar konsumer China yang sangat besar, dilansir dari South China Morning Post.


Berbagai perusahaan yang akan masuk ke pasar China mengalami banyak tantangan. Rendahnya level playing field menjadi salah satu isu utama di tengah perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China yang tampaknya tidak akan mampu diselesaikan hanya melalui pameran dagang ini.

Meskipun pemerintah China menurunkan rata-rata tarif impor bagi sekitar 200 kategori barang impor menjadi 7,7% dari 17,7% tahun lalu, memangkas bea impor untuk produk konsumen tiga kali tahun ini, dan menjanjikan tidak ada bea masuk bagi beberapa barang yang dipamerkan di pameran impor ini, halangan nontarif yang tidak terlihat dan lebih rumit tetap membayangi pengusaha.

Bahkan halangan itu semakin nyata bagi beberapa industri.

Halangan non-tarif, seperti pajak antidumping dan subsidi harga hingga pembatasan jumlah produksi, bukanlah hal yang asing dalam perdagangan internasional. AS, sebagai contoh, memiliki sekitar 100 jenis bea antidumping yang dikenakan terhadap produk-produk China sementara Beijing mengenakan sekitar 22 tarif serupa terhadap barang AS, menurut data Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Di beberapa tahun pertama setelah bergabung dengan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) di 2001, China menurunkan bea masuk dan halangan nontarifnya secara signifikan. Namun, setelah krisis keuangan 2009, China kembali menaikkan halangan non-tarif dan secara bertahap mendominasi kebijakan perdagangan Beijing, menurut riset Niu Zhaohui, asisten profesor di Beihang University, Beijing.


Senjata non-tarif Beijing mendominasi seluruh aturan dan standar teknis yang mencapai 4.187 yang dikenakan terhadap seluruh eksportir asing dibandingkan 2.559 yang dikenakan oleh AS, menurut data PBB. Ini berarti pemasok asing seringkali harus menghabiskan waktu dan biaya besar untuk memenuhi standar China untuk beberapa produk.

Di lain pihak, Presiden Xi terus menekankan bahwa negaranya siap membuka diri lebih luas lagi bagi bisnis-bisnis dunia meskipun beberapa analis berpendapat hal itu masih jauh dari kenyataan.
(prm) Next Article Presiden China Janji Potong Bea Masuk & Tambah Impor

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular