Penjelasan Lengkap Sri Mulyani soal Kondisi Ekonomi Terkini

Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
01 November 2018 17:08
Menteri Keuangan Sri Mulyani buka-bukaan mengenai kondisi perekonomian nasional
Foto: Menteri Keuangan Sri Mulyani hadir di acara Wisuda Akbar PKN STAN tahun Akademik 2018 (CNBC Indonesia/Chandra Gian Asmara)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani buka-bukaan mengenai kondisi perekonomian nasional, khususnya dalam menghadapi situasi dan dinamika ketidakpastian ekonomi global yang terjal.

Berbicara di sela-sela konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), Kamis (1/11/2018), bendahara negara berbicara mengenai upaya pemerintah dalam mengendalikan defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD).


Sri Mulyani tak memungkiri, berbagai upaya yang dikerahkan pemerintah tak akan berdampak langsung pada penurunan defisit transaksi berjalan. Kebijakan-kebijakan tersebut memang membutuhkan waktu untuk mengendalikan CAD.

Selain berbicara mengenai hal itu, Sri Mulyani juga membeberkan persoalan realisasi investasi asing yang cukup lesu pada kuartal III-2018, dan seretnya aliran modal yang masuk ke dalam pasar keuangan domestik.

Berikut buka-bukaan Sri Mulyani mengenai kondisi ekonomi terkini :

Kami akan lakukan koordinasi dengan sektor-sektor terkait. Pada saat ini fokus kami pertama adalah langkah-langkah yang sudah dilakukan. B20 kemarin, masih dilaporkan ada halangan, itu akan diperbaiki. Kemudian dari sisi TKDN. Ini proses yang berjalan. Kemudian kami juga pantau termasuk 1.147 HS code yang sudah dilakukan.

Tentunya kami akan melihat defisit transaksi berjalan ini masih bisa diturunkan melalui meassure yang sifatnya tidak hanya impor, tapi juga dari sisi ekspor. Fokusnya kami akan tingkatkan ekspor yang sifatnya non tradisional, barang komoditas unggulan, maupun barang-barang yang sifatnya baru.

Kemudian dari pariwisata dan kenaikan devisa dari aktivitas di dalam negeri, tetap menghasilkan devisa diharapkan dapat ditingkatkan. Ini akan terus dilakukan monitor.

Kami melihat momentum CAD tidak mungkin langsung drop. Karena pertumbuhan ekonomi kita sedang meningkat. Growth kredit sudah di atas 12%, dan itu melonjak. Pertumbuhan ekonomi juga meningkat. Kalau kita ingn melakukan shifting, tidak akan drastis atau memberikan shock tambahan. Itu akan bertahap. Pengaruh pada CAD tidak akan langsung di kuartal yang sama.


Mengenai capital inflow, seperti yang sudah saya sebutkan sebelumnya bahwa normalisasi kebijakan moneter AS dengan suku bunga yang naik, dan mereka pro cyclical policy yang menyebabkan capital outflow, sehingga yang biasanya capital itu balance itu kita menghadapi head to head dengan AS. Maka ini sesuatu yang kita harus waspadai.

Mengenai investasi, tentu kita lihat bahwa yang dilakukan pak Menko mengevaluasi daftar negatif investasi di bidang policy terhadap investasi. Dari kami, tax holiday Anda tau hanya dalam 6 bulan sudah bisa menarik invesment Rp 163 triliun baik di dalam negeri dan FDI. Maka kita lihat ini sebagai momentum untuk starting investasi.

BI bisa melakukan langkah jangka pendek, kami dari policy struktural. Dampaknya tidak akan langsung satu atau dua minggu.
(ara) Next Article Anggaran Pemulihan Ekonomi Sudah Disebar Rp 579 T

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular