
WK Eks Chevron ke Pertamina, Bagaimana Nasib Para Karyawan?
Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
25 October 2018 16:22

Balikpapan, CNBC Indonesia - Mulai 25 Oktober 2018 sampai 24 Oktober 2038, PT Pertamina (Persero), melalui anak usahanya PT Pertamina Hulu Kalimantan Timur (PHKT), resmi mengelola wilayah kerja (WK) East Kalimantan-Attaka.
Sebelumnya, WK East Kalimantan-Attaka dulu dikelola oleh PT Chevron Pacific Indonesia (CPI). Dengan peralihan pengelola ini, Direktur Utama PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI) Bambang Manumayoso mengatakan, Pertamina akan fokus meningkatkan produksi dari WK tersebut.
Maklum, usia WK-nya memang sudah sepuh. Tetapi, yang perlu diperhatikan, bukan hanya produksi saja, masih ada aspek penting lain, yakni para pekerjanya. Setelah dialihkelolakan ini, bagaimana nasib para pekerja di WK tersebut?
Presiden Direktur CPI Albert Simanjuntak menuturkan, proses peralihan karyawan yang tadinya merupakan karyawan Chevron menjadi karyawan Pertamina, secara keseluruhan sudah dilakukan sejak lama dan intensif sejak awal 2018, sehingga proses transisi bisa berjalan dengan mulus.
"Karyawan benar-benar disiapkan agar bisa menjalankan fasilitas dan operasi dengan baik," tutur Albert kepada media saat dijumpai ketika melakukan serah-terima alih kelola WK East Kalimantan-Attaka, di Balikpapan, Kalimantan Timur, Kamis (25/10/2018).
Lebih lanjut, Albert menjelaskan, di dalam proses tersebut, salah satu hak dan kewajiban yang penting, yakni tentang hak-hak pensiunnya. Aspek itu sudah jauh-jauh hari disiapkan dan dikelola oleh dana pensiun lembaga keuangan di bawah Bank Negara Indonesia (BNI).
"Itu artinya begitu terminasi, saat itu juga langsung diproses dan seluruh karyawan pasti dapat hak-haknya," tambah Albert.
Adapun, untuk menjaga kontinuitas operasional WK East Kalimantan-Attaka setelah 24 Oktober 2018, PHKT telah menyerap 727 pekerja Chevron Indonesia Company (CICo) untuk bergabung di PHKT serta penandatanganan kontrak-kontrak pendukung aktivitas operasional.
Baik melalui metode mirroring kontrak maupun pengadaan baru sekitar 200 kontrak.
Albert pun mengakui, proses dalam melakukan transisi itu juga bisa dijadikan pengalaman untuk nantinya melakukan transisi blok Rokan yang akan habis dikelola oleh Chevron di 2021 dan selanjutnya juga dikelola oleh Pertamina.
"Sampai saat ini kami terus melakukan persiapan-persiapan. Pengalaman yang kami dapatkan dalam alih kelola ini adalah pengalaman yang luar biasa. Mudah-mudahan kami sangat berharap Rokan juga bisa berjalan dengan mulus," pungkas Albert.
(miq/miq) Next Article Pertamina Tak Yakin 2020 Bisa Ngebor di Blok Rokan
Sebelumnya, WK East Kalimantan-Attaka dulu dikelola oleh PT Chevron Pacific Indonesia (CPI). Dengan peralihan pengelola ini, Direktur Utama PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI) Bambang Manumayoso mengatakan, Pertamina akan fokus meningkatkan produksi dari WK tersebut.
Maklum, usia WK-nya memang sudah sepuh. Tetapi, yang perlu diperhatikan, bukan hanya produksi saja, masih ada aspek penting lain, yakni para pekerjanya. Setelah dialihkelolakan ini, bagaimana nasib para pekerja di WK tersebut?
Presiden Direktur CPI Albert Simanjuntak menuturkan, proses peralihan karyawan yang tadinya merupakan karyawan Chevron menjadi karyawan Pertamina, secara keseluruhan sudah dilakukan sejak lama dan intensif sejak awal 2018, sehingga proses transisi bisa berjalan dengan mulus.
"Karyawan benar-benar disiapkan agar bisa menjalankan fasilitas dan operasi dengan baik," tutur Albert kepada media saat dijumpai ketika melakukan serah-terima alih kelola WK East Kalimantan-Attaka, di Balikpapan, Kalimantan Timur, Kamis (25/10/2018).
Lebih lanjut, Albert menjelaskan, di dalam proses tersebut, salah satu hak dan kewajiban yang penting, yakni tentang hak-hak pensiunnya. Aspek itu sudah jauh-jauh hari disiapkan dan dikelola oleh dana pensiun lembaga keuangan di bawah Bank Negara Indonesia (BNI).
"Itu artinya begitu terminasi, saat itu juga langsung diproses dan seluruh karyawan pasti dapat hak-haknya," tambah Albert.
Adapun, untuk menjaga kontinuitas operasional WK East Kalimantan-Attaka setelah 24 Oktober 2018, PHKT telah menyerap 727 pekerja Chevron Indonesia Company (CICo) untuk bergabung di PHKT serta penandatanganan kontrak-kontrak pendukung aktivitas operasional.
Baik melalui metode mirroring kontrak maupun pengadaan baru sekitar 200 kontrak.
Albert pun mengakui, proses dalam melakukan transisi itu juga bisa dijadikan pengalaman untuk nantinya melakukan transisi blok Rokan yang akan habis dikelola oleh Chevron di 2021 dan selanjutnya juga dikelola oleh Pertamina.
"Sampai saat ini kami terus melakukan persiapan-persiapan. Pengalaman yang kami dapatkan dalam alih kelola ini adalah pengalaman yang luar biasa. Mudah-mudahan kami sangat berharap Rokan juga bisa berjalan dengan mulus," pungkas Albert.
(miq/miq) Next Article Pertamina Tak Yakin 2020 Bisa Ngebor di Blok Rokan
Most Popular