
Rupiah Rp 15.000/US$, Subsidi Energi 2019 Bengkak ke Rp 164 T
Ranny Virginia Utami & Muhammad Choirul Anwar, CNBC Indonesia
15 October 2018 17:41

Jakarta, CNBC Indonesia- Pemerintah mengajukan revisi usulan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2019, mempertimbangkan kondisi nilai tukar rupiah yang terus melemah terhadap dolar AS, yang kini sudah tembus Rp 15.000/US$.
Revisi usulan RAPBN ini diajukan oleh Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo dan Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati di Gedung DPR.
Postur yang terlihat membengkak dengan adanya perubahan kurs, dari Rp 14.500 ke Rp 15.000 adalah alokasi untuk subsidi energi. "Dari sisi belanja dari sisi kenaikan kurs tadi akan menaikkan belanja negara Rp 10,9 triliun, terdiri dari subsidi energi Rp 6,3 triliun," kata Sri Mulyani di Badan Anggaran, Senin (15/10/2018).
Adapun rincian perubahan alokasi subsidi energi dari semula kurs Rp 14.500/US$ menjadi Rp 15.000/US% adalah berikut.
Subsidi energi dari Rp 157,8 triliun menjadi Rp 164,1 triliun, terdiri dari:
(gus/wed) Next Article Alokasi Subsidi Energi 2019 Bengkak Jadi Rp 156 T
Revisi usulan RAPBN ini diajukan oleh Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo dan Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati di Gedung DPR.
Postur yang terlihat membengkak dengan adanya perubahan kurs, dari Rp 14.500 ke Rp 15.000 adalah alokasi untuk subsidi energi. "Dari sisi belanja dari sisi kenaikan kurs tadi akan menaikkan belanja negara Rp 10,9 triliun, terdiri dari subsidi energi Rp 6,3 triliun," kata Sri Mulyani di Badan Anggaran, Senin (15/10/2018).
Adapun rincian perubahan alokasi subsidi energi dari semula kurs Rp 14.500/US$ menjadi Rp 15.000/US% adalah berikut.
Subsidi energi dari Rp 157,8 triliun menjadi Rp 164,1 triliun, terdiri dari:
- Subsidi bbm dan LPG dari Rp 100,7 triliun jadi Rp 103,8 triliun
- Subsidi listrik dari Rp 57,1 triliun jadi Rp 60,3 triliun.
(gus/wed) Next Article Alokasi Subsidi Energi 2019 Bengkak Jadi Rp 156 T
Most Popular