Pengusaha Hotel: Kelemahan Airbnb Adalah Soal Keamanan

Lynda Hasibuan, CNBC Indonesia
15 October 2018 16:00
Pengusaha hotel meminta pemerintah mengatur bisnis seperti Airbnb.
Foto: Hariyadi Sukamdani (CNBC Indonesia/Lynda Hasibuan)
Jakarta, CNBC Indonesia - Pro dan kontra dalam ekspansi situs hotel berbagi Airbnb (Airbed and Breakfast) masih belum menemukan titik temu.

Ya, untuk hal ini para pengusaha hotel konvensional pun masih menanti regulasi pemerintah dalam mengatur kegiatan bisnis Airbnb di Indonesia.

Hariyadi Sukamdani, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) mengakui saat ini sudah cukup banyak orang yang tertarik menggunakan jasa dari situs tersebut, sehingga diperlukan ketegasan pemerintah dari sisi peraturan.

Dia menuturkan bisnis tersebut akan membuat potensi kehilangan pajak dan persaingan yang tidak adil, hingga kekhawatiran kehilangan lapangan pekerjaan di masa depan.

"Pro kontra ini masih belum terpecahkan dan mengapa pengusaha hotel lebih dukung platform berbasis teknologi perjalanan karena mereka sudah jelas dan memiliki regulasi.
Airbnb belum ada kebijakan pasti dari pemerintah, baik mengenai sharing economy di bidang akomodasi," ujar Hariyadi kepada CNBC Indonesia saat acara Press Confrence Traveloka Hotel Awards 2018 di kawasan Jakarta Selatan, Senin (15/10/2018).


Dia menuturkan bahwa meski banyak diminati ada kelemahan lainnya dalam menggunakan Airbnb, seperti masalah keamanan. Airbnb dinilai kurang memiliki verifikasi keamanan yang mumpuni dan kurang terdeteksi.

Hal tersebut tentunya berbeda dengan hotel konvensional atau platform penyedia jasa produk perjalanan. Ini merupakan kelebihan dari hotel konvensional meski harga yang ditawarkan sedikit cukup mahal dibandingkan dengan Airbnb.

"Jadi kalau ada apa-apa enggak ada yang tanggung jawab saat pakai Airbnb. Sejauh ini dampak itu tidak terlalu terekspos tapi kami yakin sektor hotel konvensional masih berada diatas angin," kata dia.


Hariyadi mengatakan saat ini upaya hotel konvensional dalam memenangi persaingan dengan AirbnB adalah meningkatkan fasilitas bagi kenyamanan bagi para pelanggan.

Dia menuturkan sebetulnya pasar antara hotel konvesional dan Airbnb cukup berbeda.

Pelanggan hotel konvesional, kata Hariyadi, adalah mereka yang berumur 30 tahun ke atas sementara konsumen Airbnb justru kebanyakan dari kamu milenial dengan kisaran umur 20 tahun.

"Iya para milenial dianggap tidak terlalu memikirkan kenyamanan dan keamanan, melainkan hanya cari yang termurah
(ray) Next Article Klarifikasi Bos PHRI: Tidak ada Larangan PNS Rapat di Hotel

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular