Hadiah Menginap di Tembok China dari Airbnb Batal!

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
09 August 2018 17:10
Promosi itu tidak sejalan dengan rencana konservasi dinding bangunan yang merupakan situs warisan dunia UNESCO.
Foto: Reuters
Beijing, CNBC Indonesia - Strategi promosi perusahaan layanan sewa jangka pendek asal Amerika Serikat (AS) Airbnb Inc di China gagal setelah regulator keberatan dengan tawaran promosi menginap di Tembok Besar China.

Perusahaan yang bermarkas di San Francisco itu pekan lalu meminta para pengguna di China untuk berkompetisi demi mendapatkan empat paket liburan menginap satu malam di Tembok China.

Namun, komisi budaya distrik setempat pada hari Senin (6/8/2018) mengatakan mereka tidak mendukung promosi itu karena tidak sejalan dengan rencana konservasi dinding bangunan yang merupakan situs warisan dunia UNESCO, Reuters melaporkan hari Kamis (9/8/2018).

Dalam sebuah pernyataan, Airbnb mengatakan telah membatalkan promosi dan memahami serta menghormati sikap pemerintah. Perusahaan menambahkan bahwa "inisiasi kampanye itu berdasarkan komunikasi dan kesepakatan yang dicapai setelah berbulan-bulan."

Namun, Komisi budaya Distrik Yanqing mengatakan melalui akun Weibo mereka yang diverifikasi pada hari Senin bahwa mereka belum menerima atau menyetujui permohonan apa pun dari Airbnb. Media lokal melaporkan perubahan itu pada hari Kamis.


Tembok Besar adalah salah satu dari 28 lokasi dalam putaran kontes terbaru perusahaan, yang juga menawarkan kesempatan untuk tidur di Great Barrier Reef Australia, lapangan bisbol Fenway Park di Boston, dan Paris Catacombs.

Airbnb mengatakan tengah mempertimbangkan "berbagai pengalaman dan inisiatif lain yang menampilkan China sebagai tujuannya."

Ini bukan yang pertama kalinya Airbnb berselisih dengan pemerintah China. Sebelumnya perusahaan diharuskan menutup layanannya selama peristiwa politik yang sensitif, dan mematuhi peraturan yang ketat karena industri akomodasi penginapan/ homestay tetap menjadi area abu-abu di China.

Tahun lalu, perusahaan mengatakan akan mulai mengungkapkan informasi tuan rumah kepada instansi pemerintah sesuai dengan aturan yang mengharuskan warga dan wisatawan untuk mendaftarkan alamat mereka kepada polisi dalam 24 jam ketika mereka tiba di China atau menginap di hotel, melansir Reuters.

Airbnb memperluas bisnisnya di China dan berharap dapat memacu pertumbuhan di negara paling padat di dunia itu. Tahun lalu perusahaan mengatakan akan menambah lebih dari tiga kali lipat tenaga kerja lokal dan menggandakan investasinya di wilayah tersebut.
(prm) Next Article Ramai-ramai Sindir Kekalahan Jerman Lewat Iklan Perusahaan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular