IMF: Utang Global Tumbuh Pesat, Nilai Aset Publik Juga Naik
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
10 October 2018 19:17

Nusa Dua, CNBC Indonesia - Nilai utang global mencapai rekor US$ 182 triliun pada tahun 2017, tumbuh 50% dalam dekade sebelumnya, tetapi gambaran itu terlihat tidak terlalu suram ketika aset publik diperhitungkan, kata Dana Moneter Internasional (IMF) pada hari Rabu (10/10/2018).
IMF mengatakan data baru dalam laporan Monitor Fiskal semi-tahunan menunjukkan kekayaan bersih yang cukup besar di 31 negara yang merupakan 61% dari output ekonomi global.
Aset di negara-negara ini bernilai sekitar US$101 triliun, atau dua kali lipat produk domestik bruto (PDB) mereka, dengan hanya lebih dari setengah total aset perusahaan publik, dan hanya setengahnya berasal dari sumber daya alam seperti minyak atau kekayaan mineral.
"Begitu pemerintah memahami ukuran dan sifat aset publik, mereka dapat mulai mengelolanya dengan lebih efektif," kata IMF dalam laporannya. "Potensi keuntungan dari manajemen aset yang lebih baik cukup besar."
IMF mengatakan bahwa keuntungan pendapatan dari perusahaan publik non-keuangan dan aset keuangan pemerintah saja bisa setinggi 3% dari PDB per tahun, setara dengan koleksi pajak perusahaan tahunan di negara maju.
IMF mencontohkan Australia, Selandia Baru dan Inggris sebagai negara yang mengambil langkah positif untuk mengelola aset mereka dengan lebih baik terhadap pertumbuhan utang masa depan.
Penggunaan yang lebih efisien dari bangunan milik pemerintah, misalnya, dapat membantu mengurangi biaya sewa, kata IMF, sementara Inggris telah bergeser dari obligasi terkait inflasi untuk membatasi risiko suku bunga dalam portofolio obligasi Bank of England.
Pooling biaya investasi pada berbagai aset keuangan pemerintah juga dapat meningkatkan pengembalian bagi pembayar pajak, kata laporan itu, melansir Reuters.
Laporan tersebut menganalisis neraca keuangan China dan menemukan bahwa nilai keuangan bersih pemerintah telah memburuk dalam beberapa tahun terakhir menjadi sekitar 8% dari PDB, terutama karena pinjaman subnasional dan perusahaan publik yang berkinerja buruk. IMF menyebut utang off-budget dan kinerja perusahaan yang lemah sebagai risiko untuk masa depan.
Sebaliknya, diperkirakan bahwa peningkatan investasi infrastruktur publik akan meningkatkan kekayaan publik karena meningkatkan output ekonomi dan meningkatkan pendapatan di masa depan.
Laporan ini memberi tekanan pada aset sektor publik AS, yang terkonsentrasi pada dana pensiun publik, hipotek dan pinjaman mahasiswa, sehingga menimbulkan skenario yang melibatkan resesi yang parah, suku bunga jangka panjang yang lebih tinggi dan penurunan harga saham dan real estat.
Hal itu tentunya akan menyebabkan kekayaan bersih publik AS menyusut menjadi setara dengan 26% PDB pada tahun 2020.
(roy) Next Article Hati-hati, Utang Global Sudah Tembus Rp 2 Juta Triliun
IMF mengatakan data baru dalam laporan Monitor Fiskal semi-tahunan menunjukkan kekayaan bersih yang cukup besar di 31 negara yang merupakan 61% dari output ekonomi global.
Aset di negara-negara ini bernilai sekitar US$101 triliun, atau dua kali lipat produk domestik bruto (PDB) mereka, dengan hanya lebih dari setengah total aset perusahaan publik, dan hanya setengahnya berasal dari sumber daya alam seperti minyak atau kekayaan mineral.
IMF mencontohkan Australia, Selandia Baru dan Inggris sebagai negara yang mengambil langkah positif untuk mengelola aset mereka dengan lebih baik terhadap pertumbuhan utang masa depan.
Penggunaan yang lebih efisien dari bangunan milik pemerintah, misalnya, dapat membantu mengurangi biaya sewa, kata IMF, sementara Inggris telah bergeser dari obligasi terkait inflasi untuk membatasi risiko suku bunga dalam portofolio obligasi Bank of England.
Pooling biaya investasi pada berbagai aset keuangan pemerintah juga dapat meningkatkan pengembalian bagi pembayar pajak, kata laporan itu, melansir Reuters.
Laporan tersebut menganalisis neraca keuangan China dan menemukan bahwa nilai keuangan bersih pemerintah telah memburuk dalam beberapa tahun terakhir menjadi sekitar 8% dari PDB, terutama karena pinjaman subnasional dan perusahaan publik yang berkinerja buruk. IMF menyebut utang off-budget dan kinerja perusahaan yang lemah sebagai risiko untuk masa depan.
Sebaliknya, diperkirakan bahwa peningkatan investasi infrastruktur publik akan meningkatkan kekayaan publik karena meningkatkan output ekonomi dan meningkatkan pendapatan di masa depan.
Laporan ini memberi tekanan pada aset sektor publik AS, yang terkonsentrasi pada dana pensiun publik, hipotek dan pinjaman mahasiswa, sehingga menimbulkan skenario yang melibatkan resesi yang parah, suku bunga jangka panjang yang lebih tinggi dan penurunan harga saham dan real estat.
Hal itu tentunya akan menyebabkan kekayaan bersih publik AS menyusut menjadi setara dengan 26% PDB pada tahun 2020.
(roy) Next Article Hati-hati, Utang Global Sudah Tembus Rp 2 Juta Triliun
Most Popular