IMF Pastikan Utang RI Aman

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
01 July 2021 10:15
imf
Foto: Reuters

Jakarta, CNBC Indonesia - International Monetary Fund (IMF) memastikan utang pemerintah saat ini dalam posisi aman atau berkelanjutan. Hal tersebut disampaikan IMF menyusul munculnya laporan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang mengkhawatirkan besaran utang pemerintah.

Representative IMF Senior untuk Indonesia James P.Walsh menjelaskan, dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia telah mengembangkan kerangka kebijakan fiskal untuk menurunkan tingkat utang dan beban dari imbal hasil.

Hal tersebut membuat kepercayaan investor meningkat dan prospek pertumbuhan jangka panjang dan kemiskinan berkurang.

Kerangka kebijakan fiskal yang dimaksud Walsh adalah mengenai aturan defisit yang membuat kebijakan fiskal lebih dapat diprediksi. Termasuk di dalam desentralisasi yang membuat pengeluaran pemerintah lebih responsif terhadap kebutuhan lokal, pertumbuhan keuangan syariah yang membuat sistem keuangan lebih inklusif.

"Serta pelaporan oleh BPK yang meminta pertanggungjawaban pemerintah terhadap tujuannya. Krisis Covid-19 telah menunjukkan kekuatan dan manfaat dari reformasi ini," tulis Walsh dalam kolom opini di The Jakarta Post, dikutip CNBC Indonesia Kamis (1/7/2021).

Respon pemerintah dalam penanganan pandemi Covid-19, kata Walsh membutuhkan defisit fiskal yang lebih lebar untuk sementara dari tahun lalu sampai tahun ini.

Defisit yang lebih tinggi tersebut telah mendorong rasio utang pemerintah dan biaya utang dalam anggaran. "Namun, peningkatan utang relatif kecil dan dari titik awal yang rendah."

IMF dalam penilaian tahunan terbarunya memperkirakan bahwa utang pemerintah dalam bruto telah meningkat dari sekira 31% terhadap PDB pada akhir 2019, menjadi 36% dari PDB pada tahun lalu. Pada akhir tahun ini, rasio utang ditargetkan mencapai 41%.

Menurut Walsh, beberapa negara, termasuk banyak negara maju juga melakukan hal yang sama, yakni membiayai utang yang lebih besar, yang diproyeksikan IMF utang tersebut dalam batas aman atau berkelanjutan, bahkan sejak beberapa tahun yang lalu.

Nah, dalam Indonesia sendiri, kata Walsh posisi utang saat ini masih dalam batas aman. Bahkan disaat kerangka kebijakan fiskal sebelumnya.

"Tingkat utang Indonesia akan berkelanjutan. Bagaimana kita mengetahuinya? Untuk satu alasan karena stabilitas Indonesia selama pandemi," ujar Walsh.

Infografis: Dari China Sampai Afrika, Ini 21 Negara Pemberi Utang RIFoto: Infografis/Dari China Sampai Afrika, Ini 21 Negara Pemberi Utang RI/Arie Pratama
Infografis: Dari China Sampai Afrika, Ini 21 Negara Pemberi Utang RI

Kendati demikian, bukan berarti Indonesia bisa berpuas diri. Peningkatan kasus baru-baru ini mengingatkan bahwa Covid-19 akan bersama untuk waktu yang lama.

Ketika kasus turun dan ekonomi mulai normal, defisit harus kembali ke target 3% sesuai aturan. Hal tersebut kata Walsh bisa ditempuh melalui sistem pajak yang lebih adil dan lebih kuat untuk memfasilitasi lebih banyak pengeluaran untuk tujuan sosial.

Untuk diketahui, BPK mengkhawatirkan adanya penambahan utang pemerintah. Tren penambahan utang pemerintah dan biaya utang telah melampaui PDB dan penerimaan negara, yang dikhawatirkan pemerintah tidak mampu untuk membayarnya.

BPK juga mengungkapkan bahwa utang tahun 2020 telah melampaui batas yang direkomendasikan IMF dan/atau International Debt Relief (IDR) yakni, rasio debt service terhadap penerimaan sebesar 46,77% melampaui rekomendasi IMF sebesar 25% - 35%.

Kemudian, rasio pembayaran bunga terhadap penerimaan sebesar 19,06% melampaui rekomendasi IDR sebesar 4,6% - 6,8% dan rekomendasi IMF sebesar 7% - 19%. Serta rasio utang terhadap penerimaan sebesar 369% melampaui rekomendasi IDR sebesar 92% - 167% dan rekomendasi IMF sebesar 90% - 150%.

Adapun utang pemerintah, Kementerian Keuangan mencatat utang hingga akhir Mei senilai Rp 6.418,15 triliun. Realisasi ini naik Rp 1.159,58 triliun dibandingkan posisi Mei 2020 yang mencapai Rp 5.258,57 triliun.


(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Simak! Ramalan IMF Soal Utang RI Pasca Ledakan Kasus Covid

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular