RI Teken Setumpuk MoU Pembiayaan, Mayoritas Sektor Energi
Monica Wareza, CNBC Indonesia
09 October 2018 17:24

Nusa Dua, CNBC Indonesia- Mandiri Sekuritas sebagai investment banker pemerintah menyebut investasi baru yang akan ditandatangani dalam waktu dekat mayoritas porsinya di bidang energi. Sisanya terbagi dalam sektor pertambangan, transportasi dan airport, maufacturing, tourism dan pertahanan.
Direktur Utama Mandiri Sekuritas Silvano Rumantir mengatakan investasi tersebut akan dibagi dalam beberapa tipe pembiayaan, yakni strategic partner sebesar 80%, project financing sebesar 18% dan sisafnya melalui capital market.
"Mostly investornya berasal dari luar negeri karena memang dari acara di Bali (pertemuan tahunan IMF-World Bank) ini kita mau showcase bahwa partisipasi Adari foreign itu memang real ya. Memang ada domestik juga cuma kebanyakan yang signing nanti kreditur dari assina," kata Silvano dalam Indonesia Investment Forum di Benoa, Bali, Selasa (9/10).
Menurut dia, penanaman dana dari asing untuk membangun infrastruktur di Indonesia ini bermanfaat karena tak memberatkan utang pemerintah lantaran pembiayaian ini berbentuk investasi langsung yang dilakukan asing ini spesifik untuk sebuah proyek.
Meski kepemilikannya dibagi dengan asing, dalam skema pembiayaan ini pemerintah dalam hal ini Kementerian BUMN melalui perusahaan-perusahaannya tetap memegang kontrol kepemilikan dengan porsi yang lebih.
"Tapi tidak serta merta perbankan dan instrumen investasi pasar modal ditinggalkan juga. Bank dan pasar modal will continue to be one of the backbone. Cuma kan tidak bisa itu-itu saja, infrastruktur yang dibutuhkan lebih besar dan perlu diversifikasi sumber pendanaan bukan hanya dari domestik tapi juga asing," imbuh dia.
Kementerian BUMN menyebutkan potensi investasi asing di Indonesia saat ini bernilai sebesar US$ 42 miliar yang terdiri dari 78 proyek ifrastruktur. Dalam waktu dekat, Kementerian BUMN dan melibatkan 12 anak usahanya akan melakukan penandatanganan nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) untuk pembiayaan 20 proyek yang bernilai sebesar US$ 13 miliar dolar.
(gus) Next Article Letusan Gunung Agung, Luhut: Acara IMF-WB Masih Aman
Direktur Utama Mandiri Sekuritas Silvano Rumantir mengatakan investasi tersebut akan dibagi dalam beberapa tipe pembiayaan, yakni strategic partner sebesar 80%, project financing sebesar 18% dan sisafnya melalui capital market.
Menurut dia, penanaman dana dari asing untuk membangun infrastruktur di Indonesia ini bermanfaat karena tak memberatkan utang pemerintah lantaran pembiayaian ini berbentuk investasi langsung yang dilakukan asing ini spesifik untuk sebuah proyek.
Meski kepemilikannya dibagi dengan asing, dalam skema pembiayaan ini pemerintah dalam hal ini Kementerian BUMN melalui perusahaan-perusahaannya tetap memegang kontrol kepemilikan dengan porsi yang lebih.
"Tapi tidak serta merta perbankan dan instrumen investasi pasar modal ditinggalkan juga. Bank dan pasar modal will continue to be one of the backbone. Cuma kan tidak bisa itu-itu saja, infrastruktur yang dibutuhkan lebih besar dan perlu diversifikasi sumber pendanaan bukan hanya dari domestik tapi juga asing," imbuh dia.
Kementerian BUMN menyebutkan potensi investasi asing di Indonesia saat ini bernilai sebesar US$ 42 miliar yang terdiri dari 78 proyek ifrastruktur. Dalam waktu dekat, Kementerian BUMN dan melibatkan 12 anak usahanya akan melakukan penandatanganan nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) untuk pembiayaan 20 proyek yang bernilai sebesar US$ 13 miliar dolar.
(gus) Next Article Letusan Gunung Agung, Luhut: Acara IMF-WB Masih Aman
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular