OJK Dorong Pembiayaan Infrastruktur Melalui Pasar Modal

Advertorial, CNBC Indonesia
10 October 2018 00:00
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akan mendorong pasar modal menjadi pusat sumber pendanaan pembangunan infrastruktur nasional
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akan mendorong pasar modal menjadi pusat sumber pendanaan pembangunan infrastruktur nasional. Hal ini dilakukan karena karakteristik pencarian dana melalui pasar modal santa cocok untuk kebutuhan pembiayaan untuk jangka panjang.

Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengatakan pengumpulan dana melalui pasar modal sudah menjadi paradigma baru dalam penghimpunan dana dan sudah menjadi terobosan di negara-negara berkembang.

"Ini telah menjadi paradigma baru yaitu menjadikan pasar modal sebagai pusat sumber pendanaan. Ini juga merupakan terobosan bagi negara-negara berkembang seperti Indonesia, yang sebelumnya selalu mengandalkan sektor perbankan menjadi sumber utama pembiayaan selama beberapa dekade," kata Wimboh dalam Seminar "A New Paradigm on Infrastructure Financing" di Bali, Selasa (9/10).

Pemilihan pasar modal dallas mengakomodasi dana ini karena dinilai lebih dalam dan likuid yang didukung dengan banyaknya instrumen yang ada. Seperti obligasi atau sukuk, obligasi perpetual, obligasi hijau, obligasi daerah (municipal) dan obligasi Komodo, serta pembiayaan dari keuangan campuran atau "blended finance".

"Pasar modal yang dalam dan likuid merupakan solusi untuk ketersediaan pendanaan yang masif dan jangka waktu yang panjang, sehingga liquidity mismatch dapat teratasi karena pendanaan dapat disesuaikan dengan jangka waktu proyek infrastruktur," lanjut dia.

Selain produk yang saat ini sudah ada, OJK juga terus mendorong adanya jenis instrumen baru lainnya seperti sekuritisasi yang dikhususkan untuk membiayai proyek-proyek infrastruktur.

Beberapa jenis produk yang didukung OJK untuk penggalangan dana di pasar modal seperti Reksa Dana Penyertaan Terbatas (RDPT) yang telah dimanfaatkan dalam pembiayaan pembangunan Soekarno - Hatta Airport Sky Train melalui RDPT Danareksa BUMN Fund 2016 Infrastruktur sebesar Rp315 miliar dan RDPT Mandiri Infrastruktur Ekuitas Transjawa sebesar Rp5 triliun untuk membangun jalan tol.

Lalu ada Reksa Dana Penyertaan Terbatas (RDPT) yang telah dimanfaatkan dalam pembiayaan pembangunan Soekarno - Hatta Airport Sky Train melalui RDPT Danareksa BUMN Fund 2016 Infrastruktur sebesar Rp315 miliar dan RDPT Mandiri Infrastruktur Ekuitas Transjawa sebesar Rp5 triliun untuk membangun jalan tol.

Selain itu ada Kolektif Efek Beragun Aset (KIK EBA) yang khusus untuk pembangunan perumahan. Selain itu juga sudah dikeluarkan ketentuan mengenai Dana Investasi Infrastruktur Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif (DINFRA) yang sudah digunakan dalam pembiayaan proyek Meikarta City, Dinfra Bowsprit Aoyama Commercial Fund dan DINFRA toll road Mandiri JPT-001.
(adv/adv) Next Article Mantap! BJTM Berhasil Jadi BPD Terbesar dalam KUB

Most Popular