
Rumah Tahan Gempa Dibangun di Palu
Samuel Pablo, CNBC Indonesia
02 October 2018 17:26

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) akan menggunakan teknologi rumah tahan gempa atau RISHA untuk membangun kembali ribuan rumah yang terdampak gempa dan tsunami di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah.
Direktur Jenderal Bina Konstruksi Kementerian PUPR Syarif Burhanuddin mengatakan rehabilitasi perumahan masyarakat dalam jangka panjang sangat krusial untuk mencegah terjadinya kerusakan serupa yang mungkin terjadi akibat gempa di masa depan.
"Kalau kita mau lihat langkah ke depan, perumahan yang hancur perlu dibangun kembali, bisa saja dengan menggunakan teknologi RISHA. Itu bukan satu-satunya, masih ada teknologi lainnya. Tapi RISHA yang kita upayakan," kata Syarif di Hotel Borobudur, Selasa (2/10/2018).
Teknologi RISHA dipilih karena lebih sederhana dan sudah diuji coba pascagempa dan tsunami di Aceh serta gempa di Lombok.
Mengutip situs resmi Kementerian PUPR, teknologi RISHA merupakan rumah layak huni dan terjangkau yang dibangun secara bertahap berdasarkan modul, dengan waktu yang diperlukan dalam proses pembangunan setiap modul hanya selama 24 jam oleh 3 pekerja.
Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Kontraktor Indonesia (AKI) Budi Harto mengungkapkan biaya yang dibutuhkan untuk membangun rumah RISHA hanya sekitar Rp 50 juta per unit, sebagaimana dilakukan di Lombok.
"Yang di Lombok kan sekarang sudah disuruh cetak rumah precast. Nah, biaya precast-nya kami upayakan seminimal mungkin. Di Lombok, kontraktor BUMN Karya membangun sekitar 1.500 rumah, akhir Oktober nanti selesai," jelasnya.
(ray) Next Article Wiranto Jelaskan Soal Kabar Penjarahan Minimarket di Palu
Direktur Jenderal Bina Konstruksi Kementerian PUPR Syarif Burhanuddin mengatakan rehabilitasi perumahan masyarakat dalam jangka panjang sangat krusial untuk mencegah terjadinya kerusakan serupa yang mungkin terjadi akibat gempa di masa depan.
"Kalau kita mau lihat langkah ke depan, perumahan yang hancur perlu dibangun kembali, bisa saja dengan menggunakan teknologi RISHA. Itu bukan satu-satunya, masih ada teknologi lainnya. Tapi RISHA yang kita upayakan," kata Syarif di Hotel Borobudur, Selasa (2/10/2018).
Teknologi RISHA dipilih karena lebih sederhana dan sudah diuji coba pascagempa dan tsunami di Aceh serta gempa di Lombok.
Mengutip situs resmi Kementerian PUPR, teknologi RISHA merupakan rumah layak huni dan terjangkau yang dibangun secara bertahap berdasarkan modul, dengan waktu yang diperlukan dalam proses pembangunan setiap modul hanya selama 24 jam oleh 3 pekerja.
Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Kontraktor Indonesia (AKI) Budi Harto mengungkapkan biaya yang dibutuhkan untuk membangun rumah RISHA hanya sekitar Rp 50 juta per unit, sebagaimana dilakukan di Lombok.
"Yang di Lombok kan sekarang sudah disuruh cetak rumah precast. Nah, biaya precast-nya kami upayakan seminimal mungkin. Di Lombok, kontraktor BUMN Karya membangun sekitar 1.500 rumah, akhir Oktober nanti selesai," jelasnya.
(ray) Next Article Wiranto Jelaskan Soal Kabar Penjarahan Minimarket di Palu
Most Popular