Jokowi Moratorium Izin Lahan Perkebunan Sawit

Raydion Subiantoro, CNBC Indonesia
21 September 2018 11:04
Industri minyak sawit menjadi target kampanye bagi pembela lingkungan hidup dan HAM.
Foto: Panen tandan buah segar kelapa sawit di kebun Cimulang, Candali, Bogor, Jawa Barat (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menandatangani moratorium pembukaan lahan baru untuk kelapa sawit serta memerintahkan evaluasi terhadap perkebunan eksisting. Moratorium ini dilakukan hingga 3 tahun ke depan.

Hal itu dilakukan di tengah maraknya tuduhan perusakan lingkungan dan eksploitasi pekerja di industri minyak sawit.

Dikutip dari CNBC International, Jumat (21/9/2018), Deputi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Prabianto Mukti Wibowo, mengatakan kebijakan ini dibutuhkan karena banyak perkebunan sawit berada di dalam hutan alami. 

Di samping itu, lanjutnya, pemerintah juga akan memeriksa atau mengklarifikasi aspek legal dari perkebunan yang dimiliki dalam skala kecil.


Indonesia bersama Malaysia merupakan produsen terbesar minyak sawit di dunia. Adapun minyak sawit merupakan bahan baku untuk sejumlah produk global dari kosmetik hingga makanan ringan.

"Instruksi Presiden ini bagi seluruh pemerintah, baik pusat dan provinsi, termasuk gubernur, walikota, dan kepala distrik di mana diperintahkan untuk mengevaluasi kembali izin," kata Wibowo dikutip dari CNBC International, Jumat (21/9/2018).

"Juga menginstruksikan [mereka] untuk menunda pembukaan perkebunan baru untuk mengurangi konflik," ujarnya.

Industri minyak sawit menjadi target kampanye dari pembela lingkungan hidup dan kemanusiaan, yang menekan produsen consumer goods untuk menghilangkan bahan baku yang terlibat deforestasi dan pelanggaran HAM.

Minyak sawit sendiri kini seperti menjadi tulang punggung RI dalam menghadapi tekanan perekonomian global. Seperti diketahui, pemerintah sekarang mewajibkan penggunaan solar dengan bauran 20% minyak sawit atau dikenal dengan program B20

Program itu untuk menekan impor migas, sehingga juga mendukung penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

(ray/dru) Next Article Ekspor Minyak Sawit RI ke China Digoyang Corona

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular