
Apa Kelemahan Ekonomi RI? Ini Penjelasan Menko Darmin
Rivi Satrianegara, CNBC Indonesia
14 September 2018 15:55

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menyebut transaksi keuangan menjadi beban utama dalam perekonomian di Indonesia saat ini.
Kondisi itu tak lepas dari pengaruh situasi perekonomian global. Oleh karena itu, pemerintah akan fokus pada menjaga agar arus modal keluar (capital outflow) tidak terjadi dalam jumlah besar.
"Dengan situasi seperti itu, yang harus kita lakukan adalah bagaimana supaya transaksi berjalannya jangan terlalu buruk, arahnya membaiklah," kata Darmin ketika ditemui di kantornya, Jumat (14/9/2018).
Dia mencontohkan, negara-negara yang sedang mengalami krisis atau gejolak, mencatatkan kondisi yang berbeda dengan Indonesia saat ini. Misal, inflasi yang tinggi.
Sementara, tingkat inflasi Indonesia masih bisa dijaga oleh pemerintah. Selain itu, dia menilai sektor riil dalam negeri berada dalam kondisi yang baik pula.
"Sebenarnya ekonomi kita itu, sektor riilnya berjalan dengan baik. Pertumbuhan sektornya tidak tinggi, tapi berjalan dengan baik. Makin lama, makin tinggi, walaupun pelan-pelan naiknya," ujar Darmin.
Atas itu semua, dia memastikan pemerintah tahu apa yang harus dilakukan ke depan. Namun, memang dia akui, proses tersebut membutuhkan waktu.
"Tidak bisa sembuh begitu saja," imbuhnya.
Dengan kondisi itu pula, dia mengatakan tidak mudah untuk pemerintah mempertahankan pertumbuhan ekonomi tahun ini di level 5,4%.
Pertumbuhan ekonomi memang terdampak oleh kondisi saat ini, khususnya dari gejolak perdagangan internasional yang terganggu.
"5,4% itu, mempertahankannya itu juga sudah perjuangan besar, bisa-bisa dia turun ke 5,3% karena mungkin tidak tahun ini dia kena pengaruh pertumbuhannya, tapi tahun depan," katanya.
Segala cara yang telah dilakukan pemerintah, seperti perluasan mandatori B20, mengerem impor, dan meningkatkan TKDN dalam proyek pemerintah.
Semua itu, disebut Darmin, jadi bukti pemerintah tidak hanya bicara mengatasi kondisi yang ada. Oleh sebab itu, usaha-usaha tersebut harus terus dioptimalkan.
(miq/miq) Next Article Panggil Menteri Hingga Bos BI & OJK, Ini yang Dibahas Jokowi
Kondisi itu tak lepas dari pengaruh situasi perekonomian global. Oleh karena itu, pemerintah akan fokus pada menjaga agar arus modal keluar (capital outflow) tidak terjadi dalam jumlah besar.
"Dengan situasi seperti itu, yang harus kita lakukan adalah bagaimana supaya transaksi berjalannya jangan terlalu buruk, arahnya membaiklah," kata Darmin ketika ditemui di kantornya, Jumat (14/9/2018).
Sementara, tingkat inflasi Indonesia masih bisa dijaga oleh pemerintah. Selain itu, dia menilai sektor riil dalam negeri berada dalam kondisi yang baik pula.
Atas itu semua, dia memastikan pemerintah tahu apa yang harus dilakukan ke depan. Namun, memang dia akui, proses tersebut membutuhkan waktu.
"Tidak bisa sembuh begitu saja," imbuhnya.
Dengan kondisi itu pula, dia mengatakan tidak mudah untuk pemerintah mempertahankan pertumbuhan ekonomi tahun ini di level 5,4%.
Pertumbuhan ekonomi memang terdampak oleh kondisi saat ini, khususnya dari gejolak perdagangan internasional yang terganggu.
"5,4% itu, mempertahankannya itu juga sudah perjuangan besar, bisa-bisa dia turun ke 5,3% karena mungkin tidak tahun ini dia kena pengaruh pertumbuhannya, tapi tahun depan," katanya.
Segala cara yang telah dilakukan pemerintah, seperti perluasan mandatori B20, mengerem impor, dan meningkatkan TKDN dalam proyek pemerintah.
Semua itu, disebut Darmin, jadi bukti pemerintah tidak hanya bicara mengatasi kondisi yang ada. Oleh sebab itu, usaha-usaha tersebut harus terus dioptimalkan.
(miq/miq) Next Article Panggil Menteri Hingga Bos BI & OJK, Ini yang Dibahas Jokowi
Most Popular