Darmin: Neraca Dagang Bisa Surplus di Akhir Tahun

Lidya Julita S, CNBC Indonesia
06 September 2018 09:08
Kebijakan B20 dan tambahan kuota batu bara bisa membuat neraca dagang surplus.
Foto: konferensi pers Kebijakan pemerintah dalam rangka pengendalian Defisit Neraca Transaksi Berjalan (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terus berlanjut hingga mencapai level Rp 14.900/US$. Hal ini membuat banyak kritikan ditujukan kepada pemeriantahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang dianggap kurang maksimal dalam menyelamatkan mata uang garuda.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menegaskan, permasalahan saat ini ada pada defisit transaksi berjalan (CAD) yang melebar hingga 3% terhadap Prdoduk Domestik Bruto (PDB). Defisit ini disebabkan oleh transaksi neraca perdagangan yang juga mengalami defisit karena impor lebih tinggi daripada ekspor.

"Defisit neraca perdagangan kita sampai Juli, kalau non migas itu surplus tapi enggak bisa menutupi defisitnya migas, sehingga total-total defisit ada US$ 3 miliar," ungkapnya di Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu (5/9/2018).

Dia juga menjelaskan, saat ini banyak langkah yang telah diambil oleh pemerintah dan Bank Indonesia (BI) untuk menstabilkan rupiah sehingga tidak terdepresiasi terlalu dalam. Langkah dari pemerintah adalah mengurangi impor terutama migas yang selama ini menyumbang paling besar.

Pemerintah berupaya mengurangi impor migas dengan menjalankan kebijakan Biodisel 20% atau (B20) sekaligus juga bisa meningkatkan ekspor kelapa sawit. B20 juga akan menghemat impor solar sebanyak US$ 2,3 miliat hingga akhir tahun.

Selain itu, pemerintah juga dorong tambahan kuota ekspor batu bara yang ditangani oleh Kementerian ESDM.

"Kalau dua itu bergabung dan jalan, mestinya neraca perdagangan bisa selesai akhir tahun bahkan bisa surplus," tegas Darmin.

Meski neraca perdagangan surplus, ia menilai masalah CAD masih belum. Tapi hingga akhir tahun akan menurun defisitnya hingga dikisaran 2,5% terhadap PDB.

"Neraca transaksi berjalan belum, tapi diharapkan mulai bisa turun dari yang tadinya kuartal II sampai minus 3% terhadap PDB. Mungkin akhir tahun bisa turun ke minus 2,6%-2,7%. Itu sudah mulai oke."



(roy) Next Article Darmin Bicara Soal Tendensi Surplus Neraca Dagang RI

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular