Milenial, Rupiah Butuh Bantuanmu!

Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
06 September 2018 07:39
Hal-hal yang bisa dilakukan milenial untuk membantu penguatan rupiah terhadap dolar AS.
Foto: Ilustrasi Money Changer (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Berbagai upaya ditempuh pemerintah maupun Bank Indonesia (BI) untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah yang makin merosot hingga menembus level Rp 14.900/US$.

Dari sisi moneter, bank sentral telah menghabiskan ratusan triliun cadangan devisa untuk melakukan intervensi, agar nilai tukar rupiah stabil - setidaknya tidak terus menerus tertekan.



BI tidak sendirian. Pemerintah pun berkomitmen mengendalikan impor dan mengatasi permasalahan defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) yang selama ini menjadi biang keladi pelemahan rupiah.

Selain itu, pemerintah juga sudah mengimbau kepada para pengusaha - khususnya para eksportir - untuk membantu dalam mengatasi permasalahan nilai tukar rupiah.

Sejumlah cara sudah dilakukan, lantas apa lagi yang bisa menyelamatkan rupiah dari 'amukan' dolar AS dalam beberapa bulan terakhir? Jawabannya adalah kaum milenial.

Telinga Anda mungkin akrab dengan istilah ini. Milenial adalah sebuah kelompok manusia yang lahir di atas tahun 1980 hingga 1997 dan dianggap memiliki pengaruh cukup besar terhadap kondisi perekonomian maupun politik.

Budi Rahardjo, seorang perencana keuangan, mengemukakan bahwa generasi milenial bisa ikut serta membantu menyelamatkan kondisi nilai tukar rupiah yang makin terpuruk.

"Bagusnya adalah generasi milenial saat ini adalah generasi yang cinta negaranya," kata Budi saat berbincang dengan CNBC Indonesia, Rabu (5/9/2018).

Penukaran Dolar AS dan RupiahFoto: Ilustrasi Money Changer (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Penukaran Dolar AS dan Rupiah
Lantas, bagaimana cara milenial membantu menjaga stabilitas nilai tukar? Budi menyebut beberapa cara yang bisa dilakukan generasi ini untuk menyelematkan rupiah dari pelemahan lanjutan.

"Generasi milenial ini punya beberapa hobi seperti gadget dan travelling dan juga menyukai barang-barang berkualitas. Sayangnya, kebanyakan barang-barang ini adalah barang impor," jelasnya.

"Jadi bisa pilih-pilih. Kalau bisa, beli produk-produk yang sudah diproduksi dalam negeri atau memang asli buatan dalam negeri," sambung Budi.

Selain perilaku berbelanja, Budi juga menyoroti perilaku milenial yang kerap kali menghabiskan sebagian pendapatannya untuk melancong ke luar negeri. Dalam kondisi sekarang, hal itu bisa dikurangi.



"Kalau jalan-jalan ke luar negeri, saat ini tidak terlalu mendesak bisa juga dikurangi atau ditunda," kata dia.

Tidak hanya membantu kondisi nilai tukar rupiah secara keseluruhan, generasi milenial juga bisa turut serta membantu pembiayaan negara agar stabilitas ekonomi tetap terjaga.

"Bantu pemerintah juga dengan berinvestasi di instrumen investasi dalam negeri. Misalnya, membeli ORI, Sukri, atau SBN," ungkapnya.
(prm) Next Article Uji Nyali Rupiah di 2020

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular