Ini Upaya BI Selamatkan Rupiah

Lidya Julita Sembiring, CNBC Indonesia
05 September 2018 20:27
BI terus melakukan berbagai upaya untuk menyelematkan rupiah agar tidak terperosok lebih dalam.
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Luthfi Rahman
Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) menegaskan akan terus berada di pasar untuk menstabilkan nilai tukar rupiah. Pasalnya, saat ini mata uang garuda anjlok hinga menyentuh level Rp 14.930 terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan Bank Sentral terus melakukan langkah konkrit jangka pendek dengan mengeluarkan berbagai kebijakan untuk menstabilkan rupiah.

Langkah pertama yang dilakukan BI adalah terus berkoordinasi dengan Pemerintah dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Itu adalah langkah yang dinilai paling utama untuk bisa bersama-sama menyelamatkan rupiah.

"Bahkan kami masih terus lakukan koordinasi sampai hari ini. Kami pastikan BI akan selalu hadir dan kebijakan yang dilakukan untuk stabilkan rupiah," ujar Perry di Ruang Rapat Komisi XI, Jakarta, Rabu (5/9/2018).

Langkah kedua, BI lakukan stabilisasi dengan penyesuaian suku bunga acuan BI 7 Days Reverse Repo Rate, menawarkan swap valas dan hedging dengan bunga murah serta melakukan intervensi ganda di pasar.

Untuk intervensi ini, dalam 4 hari saja, BI telah melakukan pembelian kembali (buyback) di pasar SBN hingga Rp 11,9 triliun.

"Pengaruh-pengaruhnya mungkin memerlukan waktu, langkah-langkah sudah dilakukan dan terus dilakukan yakni lakukan stabilitas yang merupakan komitmen kami, itu kami lakukan jaga stabilitas dan mengawal rupiah," jelasnya.

Untuk swap ini, bahkan BI terus melakukan koordinasi dengan pengusaha agar mau membawa dan mengkonversi Devisa Hasil Ekspor (DHE). Hingga kuartal II-2018 jumlah DHE yang telah dikonversi ke rupiah baru sebanyak US$ 4,4 miliar. Selain itu, juga akan meningkatkan kembali ekspor agar DHE lebih banyak.

"Swap yang kami sediakan biaya lebih murah, itu hasil omongan kami sama pengusaha. Kami rumuskan dan sepakati bersama. Itu yang bikin nantinya pasar stabil dan inflow masuk. Kemudian dengan terjadinya krisis Turki dan Argentina maka kami bergerak lagi untuk rumuskan langkah-langkah lagi," jelasnya.

Langkah ketiga, BI dan Pemerintah akan berupaya menurunkan defisit transaksi berjalan yang melebar hingga 3% di kuartal II-2018. Berbagai kebijakan telah dirumuskan bersama-sama. Salah satu kebijaknnya adalah implementasi B20 yang bisa menghemat negara hingga US$ 2 miliar.

"Skenario yang kami sampaikan, kami juga lihat CAD dan neraca pembayaran yang negatif. Langkah-langkah yang harus kami lakukan segara. Langkah-langkah ini mungkin hasilnya beberapa bulan kemudian tapi kita harus lakukan mulai sekarang. Makanya ada B20 untuk mengurangi impor minyak dan ekspor CPO bisa naik. Jadi bisa hasilnya devisa," kata dia.

Langkah keempat, melalui sektor pariwisata. Pemerintah dan BI akan berupaya untuk menambah jumlah wisman yang datang ke Indonesia lebih banyak sehingga bisa menambah cadangan valuta asing (valas) dari devisa.

"Pariwisata, ini bukan jagnka menengah karena bisa menghasilkan devisa. Dorong pertumbuhan dan lapangan kerja. Fokus destinasi, di Bali dan Yogya. Memang 1-2 bulan belum nambah tapi tahun depan menambah. Langkah-lamgkah itu kita lakukan," tegasnya.
(hps) Next Article Bos BI: Rupiah Ada Kecenderungan Menguat!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular