Menko Darmin: Neraca Pembayaran Titik Lemah Utama RI

Lidya Julita Sembiring, CNBC Indonesia
09 August 2019 10:43
Darmin Nasution mengatakan secara domestik ekonomi RI di bawah Jokowi sudah sangat baik. Namun, yang masih jadi masalah dan menjadi titik lemah adalah NPI.
Foto: Menko Perekonomian Darmin Nasution saat Rapat Koordinasi Nasional Pengendalian Inflasi 2019 dengan tema "Sinergi dan Inovasi Pengendalian Inflasi untuk Penguatan Ekonomi yang Inklusif". (CNBC Indonesia/ Yanurisa Ananta)
Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, secara domestik perekonomian Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah sangat baik. Namun, yang masih menjadi masalah dan menjadi titik lemah adalah Neraca Pembayaran.

Hal ini disampaikan Darmin saat membuka acara ulang tahun Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian yang ke-53 di Hotel Borobudur Jakarta, Jumat (9/8/2019).


"Tentu tidak berarti mengatakan semua beres. Kita semua tahu di bidang perdagangan internasional indikator neraca pembayaran, saya kira titik lemah kita yang utama," ujar Darmin.

Menurutnya, dari sisi domestik, kinerja perekonomian Indonesia selama 4 tahun ini mampu tumbuh meski tidak paling tinggi di antara negara berkembang lainnya. Namun, di tengah gejolak global yang tak menentu, perekonomian masih mampu tumbuh 5% dan inflasi juga terjaga dengan baik adalah kinerja yang tidak mudah.

"Bukan hanya pertumbuhan ekonomi yang lebih baik tapi juga ada satu hal yang bisa kita wujudkan dengan baik yaitu inflasi. Dalam orde baru inflasi selalu double digit, jarang di bawah 10% sekarang 3% dan itu berlangsung terus menerus 4 tahun," jelasnya.

Dengan kondisi ini maka ia meyakinkan bahwa perekonomian nasional tumbuh dengan sehat dan membaik. Selain itu, indikator ekonomi sosial juga dinilai terus membaik dalam 4 tahun terakhir ini.

"Tidak hanya itu, indikator sosial ekonomi seperti tingkat pengangguran, kemiskinan, gini ratio semuanya membaik. Dan terus menerus membaik," tambahnya.

Mantan Direktur Jenderal Pajak ini menyebutkan, untuk saat ini Indonesia tengah memasuki masa untuk memanfaatkan bonus demografi. Jika dimanfaatkan dengan baik maka tidak mustahil Indonesia bisa keluar dari jebakan masyarakat berpenghasilan menengah (middle income trap).

"Di atas semua itu, Indonesia sedang memasuki suatu masa terjadi bonus demografi. Dengan pertumbuhan 5% apakah kita sudah mampu menyelesaikan atau memanfaatkan bonus demografi tersebut. Apakah kita berhasil manfaatkan bonus demografi kita, apakah kita masuk ke tingkatan lebih tinggi," tegasnya.


(roy/roy) Next Article Darmin Bicara Soal Tendensi Surplus Neraca Dagang RI

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular