
Malaysia tidak akan Tinggalkan Jalur Sutra Modern a la China
Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
12 September 2018 20:05

Nanning, CNBC Indonesia - Malaysia tidak berniat untuk meninggalkan Belt and Road Initiative (BRI) atau Jalur Sutra Modern ala China. Sebaliknya, Malaysia justru terus menguatkan hubungan dengan Negeri Tirai Bambu.
Wakil Menteri Perdagangan Internasional dan Industri Malaysia Ong Kian Ming mengatakan pendekatan baru pemerintah di bawah PM Mahathir Mohamad sudah disalahartikan. Hal itu menyusul keputusan Malaysia membatalkan proyek-proyek terkait China-Malaysia.
Merespons pertanyaan dari media China tentang rumor Malaysia keluar dari BRI, dia mengatakan, "Alasan penting kunjungan saya adalah untuk meyakinkan China bahwa Malaysia menyambut investasi-investasi China," katanya dilansir dari The Star.
"Yang juga saya tekankan adalah bahwa penundaan sejumlah proyek berskala besar adalah karena perlunya menjaga posisi keuangan Malaysia dan bukan karena kami meragukan investor dari negara manapun, termasuk China," lanjut Ong.
Ia mengatakan BRI akan membuka lebih banyak peluang bagi para investor, khususnya dari Malaysia. BRI diluncurkan lima tahun lalu dan telah menghubungkan 65 negara lewat laut, udara, darat, dan jalur kereta.
"Ketika China berinvestasi di Johor, kami bisa menghubungkan mereka dengan perusahaan-perusahaan di Singapura. Di Penang, kami memiliki kehadiran yang kuat di industri listrik dan elektronik yang bisa mereka masuki," kata Ong.
Dia mengatakan ketertarikan perusahaan-perusahaan China terhadap Malaysia masih kuat. Hal itu ditandai dengan 10 dari perusahaan China menunjukkan minat berinvestasi di Malaysia-China Kuantan Industrial Park (MCKIP).
Ong mengatakan dia berharap bisa datang dengan pemahaman dan rencana yang lebih baik untuk memperbaiki hubungan dengan China dari kunjungannya ke Nanning. Kunjungan itu bertepatan dengan 15th China ASEAN Expo (CAEXPO) 2018.
Sebagai tambahan, Ong juga mengharapkan minat yang luar biasa dari sektor listrik dan elektronik China serta yang terkait dengan Revolusi Industri Keempat, untuk berinvestasi di Malaysia.
"Banyak pabrik-pabrik China di industri manufaktur yang sudah sangat maju. Ketika mereka membangun pabrik baru di Malaysia, saya rasa itu akan menjadi generasi baru dengan otomatisasi dan akan meningkatkan produktivitas serta keuntungan," ujar Ong.
Dia menyampaikan sektor listrik dan elektronik merupakan penyumbang ekspor terbesar ke China. Barang berjumlah besar datang dari Malaysia dan kemudian produknya diekspor kembali ke AS.
(miq/miq) Next Article Mahathir Jadi PM Malaysia, Investasi China Bisa Terpukul
Wakil Menteri Perdagangan Internasional dan Industri Malaysia Ong Kian Ming mengatakan pendekatan baru pemerintah di bawah PM Mahathir Mohamad sudah disalahartikan. Hal itu menyusul keputusan Malaysia membatalkan proyek-proyek terkait China-Malaysia.
Merespons pertanyaan dari media China tentang rumor Malaysia keluar dari BRI, dia mengatakan, "Alasan penting kunjungan saya adalah untuk meyakinkan China bahwa Malaysia menyambut investasi-investasi China," katanya dilansir dari The Star.
Ia mengatakan BRI akan membuka lebih banyak peluang bagi para investor, khususnya dari Malaysia. BRI diluncurkan lima tahun lalu dan telah menghubungkan 65 negara lewat laut, udara, darat, dan jalur kereta.
Dia mengatakan ketertarikan perusahaan-perusahaan China terhadap Malaysia masih kuat. Hal itu ditandai dengan 10 dari perusahaan China menunjukkan minat berinvestasi di Malaysia-China Kuantan Industrial Park (MCKIP).
Ong mengatakan dia berharap bisa datang dengan pemahaman dan rencana yang lebih baik untuk memperbaiki hubungan dengan China dari kunjungannya ke Nanning. Kunjungan itu bertepatan dengan 15th China ASEAN Expo (CAEXPO) 2018.
Sebagai tambahan, Ong juga mengharapkan minat yang luar biasa dari sektor listrik dan elektronik China serta yang terkait dengan Revolusi Industri Keempat, untuk berinvestasi di Malaysia.
"Banyak pabrik-pabrik China di industri manufaktur yang sudah sangat maju. Ketika mereka membangun pabrik baru di Malaysia, saya rasa itu akan menjadi generasi baru dengan otomatisasi dan akan meningkatkan produktivitas serta keuntungan," ujar Ong.
Dia menyampaikan sektor listrik dan elektronik merupakan penyumbang ekspor terbesar ke China. Barang berjumlah besar datang dari Malaysia dan kemudian produknya diekspor kembali ke AS.
(miq/miq) Next Article Mahathir Jadi PM Malaysia, Investasi China Bisa Terpukul
Most Popular