
'Elon Musk Berpikir Dirinya Nabi, dan Lupa Bahwa Ia Pemimpin'
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
09 September 2018 08:01

Jakarta, CNBC Indonesia - Tindakan Elon Musk mengisap ganja saat tampil di podcast bersama Joe Rogan merupakan hal buruk terbaru yang dilakukannya dan mungkin tidak dapat diubah.
Hal itu dikatakan Suzy Welch, seorang ahli di bidang kepemimpinan dan manajemen selain juga kontributor dari CNBC.
"Ini bukan hanya seorang jenius yang berakting lagi. Dia lupa bahwa pekerjaannya adalah menjadi seorang pemimpin." Kata Welch, melansir CNBC Make It, Minggu (9/9/2018).
Musk merupakan pimpinan dan pendiri perusahaan mobil Tesla, perusahaan kendaraan luar angkasa SpaceX, dan perusahaan teknologi dan inovasi The Boring Company.
"Ini seperti melihat seseorang jungkir balik di bawah tangga," Welch menambahkan dalam panggilan telepon dengan CNBC Make It.
Welch menyebut situasi yang Musk alami, di mana fotonya saat mengisap ganja beredar: sangat menyedihkan.
"Sebagai orang yang telah menghabiskan karirnya memikirkan apa yang membuat seseorang menjadi seorang pemimpin," Welch menjelaskan, dia merasa perilaku Musk "sangat menyedihkan".
Namun bagaimanapun juga, dia adalah "seorang jenius yang hebat," katanya, "seorang visioner." Masalahnya muncul ketika para genius dan visioner mulai "mempercayai semua hal yang tertulis tentang mereka." Pada saat itu, mereka tidak lagi "diatur oleh kerendahan hati. Mereka mulai percaya bahwa mereka adalah seorang nabi."
(ray) Next Article Setelah SpaceX, Elon Musk Juga Akan PHK Karyawan Tesla
Hal itu dikatakan Suzy Welch, seorang ahli di bidang kepemimpinan dan manajemen selain juga kontributor dari CNBC.
"Ini bukan hanya seorang jenius yang berakting lagi. Dia lupa bahwa pekerjaannya adalah menjadi seorang pemimpin." Kata Welch, melansir CNBC Make It, Minggu (9/9/2018).
Musk merupakan pimpinan dan pendiri perusahaan mobil Tesla, perusahaan kendaraan luar angkasa SpaceX, dan perusahaan teknologi dan inovasi The Boring Company.
"Ini seperti melihat seseorang jungkir balik di bawah tangga," Welch menambahkan dalam panggilan telepon dengan CNBC Make It.
Welch menyebut situasi yang Musk alami, di mana fotonya saat mengisap ganja beredar: sangat menyedihkan.
"Sebagai orang yang telah menghabiskan karirnya memikirkan apa yang membuat seseorang menjadi seorang pemimpin," Welch menjelaskan, dia merasa perilaku Musk "sangat menyedihkan".
Namun bagaimanapun juga, dia adalah "seorang jenius yang hebat," katanya, "seorang visioner." Masalahnya muncul ketika para genius dan visioner mulai "mempercayai semua hal yang tertulis tentang mereka." Pada saat itu, mereka tidak lagi "diatur oleh kerendahan hati. Mereka mulai percaya bahwa mereka adalah seorang nabi."
Dan sayangnya, seperti yang diperlihatkan sejarah, "sangat sedikit orang yang berpikir dan mengatakan bahwa mereka adalah nabi."
Singkatnya, "dia melupakan jati dirinya," kata Welch. Begitu Anda mulai berpikir bahwa Anda "tak tersentuh", dan Anda terhubung ke kekuatan yang lebih tinggi, maka "Anda kehilangan semua kemampuan mengatur diri Anda."
Kepemimpinan yang kuat mensyaratkan bahwa seseorang tetap beralasan, bersedia melakukan pekerjaan kasar yang tidak jelas dalam menjalankan sebuah perusahaan. Itulah sebabnya mengapa perilaku tidak menentu saat ini dari Musk memiliki implikasi yang tidak menguntungkan bagi perusahaannya, karyawannya dan para pemegang sahamnya, serta keluarganya, kata Welch.
Beberapa jam setelah wawancara dengan Musk, Tesla mengumumkan bahwa chief accounting officer-nya mengundurkan diri. Dia mengajukan pengunduran dirinya minggu lalu, tetapi Tesla baru saja mengumumkannya pada hari Jumat. Tak lama kemudian, kepala HR (Human Resources) Tesla mengatakan akan mengundurkan diri juga. Pengunduran diri kedua eksekutif itu, ditambah dengan insiden wawancara Musk dengan Rogan, menyebabkan saham Tesla merosot sebanyak 9%.
Eksodus eksekutif menunjukkan bahwa karyawan bahkan berpikir Tesla "mungkin melewati batas namun tanpa hasil," kata Welch.
Welch memang bukan investor di Tesla, tapi dia menghargai dan mengagumi produk-produknya, yang disebutnya "indah dan menarik," dan dia juga mendukung kesuksesan perusahaan. Baginya Musk pun cukup hebat karena bisa membuat perusahaan hebat.
Namun, katanya, sebagai seseorang yang dapat menghasilkan uang bagi perusahaan, tetap saja masalah itu adalah suatu kemunduran.
"Ini kombinasi yang sangat berbahaya, ketika seseorang ingin menjadi seorang nabi dan seorang selebriti," katanya. Dia bisa menjadi seorang jenius, dia bisa menjadi seorang visioner, dia bisa menjadi seorang selebriti.
Satu-satunya yang pernah orang lakukan dan benar-benar berhasil adalah menjadi ketiganya, kata Welch, mungkin adalah Oprah.
![]() |
Singkatnya, "dia melupakan jati dirinya," kata Welch. Begitu Anda mulai berpikir bahwa Anda "tak tersentuh", dan Anda terhubung ke kekuatan yang lebih tinggi, maka "Anda kehilangan semua kemampuan mengatur diri Anda."
Kepemimpinan yang kuat mensyaratkan bahwa seseorang tetap beralasan, bersedia melakukan pekerjaan kasar yang tidak jelas dalam menjalankan sebuah perusahaan. Itulah sebabnya mengapa perilaku tidak menentu saat ini dari Musk memiliki implikasi yang tidak menguntungkan bagi perusahaannya, karyawannya dan para pemegang sahamnya, serta keluarganya, kata Welch.
Beberapa jam setelah wawancara dengan Musk, Tesla mengumumkan bahwa chief accounting officer-nya mengundurkan diri. Dia mengajukan pengunduran dirinya minggu lalu, tetapi Tesla baru saja mengumumkannya pada hari Jumat. Tak lama kemudian, kepala HR (Human Resources) Tesla mengatakan akan mengundurkan diri juga. Pengunduran diri kedua eksekutif itu, ditambah dengan insiden wawancara Musk dengan Rogan, menyebabkan saham Tesla merosot sebanyak 9%.
Eksodus eksekutif menunjukkan bahwa karyawan bahkan berpikir Tesla "mungkin melewati batas namun tanpa hasil," kata Welch.
Welch memang bukan investor di Tesla, tapi dia menghargai dan mengagumi produk-produknya, yang disebutnya "indah dan menarik," dan dia juga mendukung kesuksesan perusahaan. Baginya Musk pun cukup hebat karena bisa membuat perusahaan hebat.
Namun, katanya, sebagai seseorang yang dapat menghasilkan uang bagi perusahaan, tetap saja masalah itu adalah suatu kemunduran.
"Ini kombinasi yang sangat berbahaya, ketika seseorang ingin menjadi seorang nabi dan seorang selebriti," katanya. Dia bisa menjadi seorang jenius, dia bisa menjadi seorang visioner, dia bisa menjadi seorang selebriti.
Satu-satunya yang pernah orang lakukan dan benar-benar berhasil adalah menjadi ketiganya, kata Welch, mungkin adalah Oprah.
(ray) Next Article Setelah SpaceX, Elon Musk Juga Akan PHK Karyawan Tesla
Most Popular