Internasional

Relasi Dagang AS dengan Kanada & China di Persimpangan Jalan

Bernhart Farras, CNBC Indonesia
06 September 2018 13:29
AS sedang bernegosiasi dengan Kanada dan Trump akan membuat keputusan soal bea impor baru terhadap China hari Kamis.
Presiden AS Donald Trump (Foto: REUTERS/Carlos Barria)
Washington, CNBC Indonesia - Kebijakan perdagangan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump tiba di persimpangan jalan hari Kamis (6/9/2018). Para pejabat negara itu sedang berusaha mencapai kesepakatan dengan Kanada dan Trump akan membuat keputusan pemberlakuan bea masuk terhadap berbagai produk dari China dengan nilai yang luar biasa besar.

Pembicaraan dengan Kanada, yang merupakan mitra dagang terbesar AS, terlihat berada di jalur kesepakatan untuk menulis ulang Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara (NAFTA).



Namun, belum ada diskusi lebih lanjut untuk mencoba menyelesaikan perselisihan sengit dengan China. Trump juga dapat saja mengumumkan langkah berikutnya yang akan memberlakukan bea impor yang tinggi pada separuh barang impor AS dari China, secepatnya hari Kamis.

Batas waktu untuk komentar publik mengenai rencana bea masuk itu terhadap US$200 miliar (Rp 2.992 triliun) impor tahunan dari China berakhir hari Kamis. Trump dikabarkan ingin memaksakan bea masuk dengan segera.

Tarif impor baru itu akan menjadikan total barang yang ditargetkan menjadi US$250 miliar dari US$500 miliar yang diimpor setiap tahunnya.

Trump telah menempatkan China dalam perhatiannya sejak ia menjabat. Ia juga telah meningkatkan tekanan dalam rangka mencoba meyakinkan mereka untuk mengubah kebijakannya, yang memungkinkan lebih banyak impor dan mengurangi defisit perdagangan AS senilai US$335 miliar.

Sejauh ini, China telah membalas dengan bea masuk bernilai serupa. Tetapi, karena impor dalam barang-barang AS kurang dari US$200 miliar per tahun, China akan kehabisan ruang untuk merespons secara langsung.

Namun, sektor bisnis melalui peraturan dan sarana administratif lainnya bisa menjadi cara untuk China dapat menyerang balik.

Upaya damai terakhir yang dilakukan kedua negara adalah dalam bentuk pertemuan pejabat tingkat rendah di bulan Agustus yang tidak menghasilkan kesepakatan apapun.


Pelaku usaha AS semakin khawatir pertukaran bea masuk ini menaikkan harga untuk produsen dan melukai konsumen serta petani AS.

Tapi Trump tidak menyesal, ia bersikeras bahwa taktik tangguhnya akan berhasil.

Sementara itu, pembicaraan akan dilanjutkan satu hari lagi dengan Kanada untuk membuat NAFTA 2.0 tetap sebagai kesepakatan perdagangan tiga negara. Pada Rabu, Trump juga mengatakan dia akan "mengejutkan" publik dengan nama baru.

Menteri Luar Negeri Kanada Chrystia Freeland mengatakan kedua belah pihak sedang membuat "kemajuan yang baik" menuju kesepakatan untuk merevisi Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara. Namun, pembicaraan akan terus berlanjut untuk menyelesaikan masalah yang tersisa.

"Mengenai negosiasi perdagangan, tidak akan ada yang dilakukan sampai semuanya selesai," kata Freeland kepada wartawan, Rabu malam, setelah pertemuan dengan Perwakilan Perdagangan AS, Robert Lighthizer.
(prm) Next Article Era Biden-Harris, Perang Dagang AS-China Berlanjut?

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular