
DPR Rapat Tertutup dengan 30 Pengusaha Tambang, Ini Hasilnya
Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
03 September 2018 20:54

Jakarta, CNBC Indonesia- Komisi VII DPR RI menggelar rapat dengan pendapat dengan Direktorat Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian ESDM dan pengusaha tambang hari ini.
Dalam rapat kali ini, DPR menyebutnya sebagai rapat dengar pendapat tingkat panitia kerja dan mengundang sebanyak 30 perusahaan mineral.
Dalam rapat tersebut, hadir Dirjen Minerba Kementerian ESDM Bambang Gatot, beserta direksi 30 perusahaan mineral, di antaranya Direktur Eksekutif PT Freeport Indonesia (PTFI) Tony Wenas dan Direktur Utama PT Aneka Tambang/Antam Tbk (ANTM) Arie Prabowo Ariotedjo.
"Apa? Tidak ada berita. Hasilnya pemerintah hanya diminta untuk meningkatkan pengawasan atas kewajiban perusahaan mineral untuk membangun smelter," ujar Bambang kepada media ketika dijumpai usai melakukan rapat bersama Komisi VII tersebut.
Memang, tidak ada hasil signifikan dari rapat yang digelar secara tertutup ini. Rapat pun dimulai dari pukul 14.00 dan berlangsung selama lima jam, dan sempat diselingi rehat selama 30 menit di tengah rapat.
Berdasarkan pantauan CNBC Indonesia, rapat kali ini berlangsung lama karena setiap perusahaan harus memaparkan kinerja ekspor dan progres smelter mereka masing-masing.
Bambang juga menyampaikan, hasil ekspor dari seluruh perusahaan mineral itu masih sesuai dengan masing-masing kuota yang ditetapkan. Mereka juga belum mengajukan penambahan kuota. "Hasil ekspor biasa-biasa saja," tandasnya.
(gus) Next Article Rapat 5 Jam Bahas Smelter, ESDM-DPR Masih Buntu
Dalam rapat kali ini, DPR menyebutnya sebagai rapat dengar pendapat tingkat panitia kerja dan mengundang sebanyak 30 perusahaan mineral.
"Apa? Tidak ada berita. Hasilnya pemerintah hanya diminta untuk meningkatkan pengawasan atas kewajiban perusahaan mineral untuk membangun smelter," ujar Bambang kepada media ketika dijumpai usai melakukan rapat bersama Komisi VII tersebut.
Memang, tidak ada hasil signifikan dari rapat yang digelar secara tertutup ini. Rapat pun dimulai dari pukul 14.00 dan berlangsung selama lima jam, dan sempat diselingi rehat selama 30 menit di tengah rapat.
Berdasarkan pantauan CNBC Indonesia, rapat kali ini berlangsung lama karena setiap perusahaan harus memaparkan kinerja ekspor dan progres smelter mereka masing-masing.
Bambang juga menyampaikan, hasil ekspor dari seluruh perusahaan mineral itu masih sesuai dengan masing-masing kuota yang ditetapkan. Mereka juga belum mengajukan penambahan kuota. "Hasil ekspor biasa-biasa saja," tandasnya.
(gus) Next Article Rapat 5 Jam Bahas Smelter, ESDM-DPR Masih Buntu
Most Popular