
DPR Minta Moratorium Semua Smelter China di RI, Ada Apa?

Jakarta, CNBC Indonesia - Anggota Komisi VII DPR RI, Mulyanto meminta pemerintah menghentikan sementara (moratorium) semua operasional smelter perusahaan asal China di Indonesia. Hal tersebut menyusul terjadinya ledakan hebat di smelter PT. Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) di kawasan Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), Minggu (24/12/2023).
Ia pun mendesak pemerintah untuk segera mengaudit semua smelter tersebut secara ketat. Terlebih, kecelakaan kerja di smelter milik China di Indonesia bukan kali pertama terjadi.
Oleh sebab itu, audit harus dilakukan secara profesional, objektif dan menyeluruh terhadap aspek keamanan dan keselamatan kerja. Menurut dia, jangan sampai karena ada pertimbangan politik, pemerintah mengabaikan aspek keamanan dan keselamatan kerja di perusahaan-perusahaan itu.
"Sudah menjadi rahasia umum kalau sebagian besar alat kerja di smelter-smelter milik China diimpor dari China juga. Bahkan sampai komponen terkecil seperti baut dan mur," kata Mulyanto dalam keterangan tertulis, dikutip Rabu (27/12/2023).
Mulyanto menilai pemerintah perlu mengetahui secara pasti kualitas barang yang selama ini dipakai untuk menunjang operasional smelter. "Jangan-jangan barang dan suku cadang yang dipakai tidak memenuhi syarat yang ditentukan," kata Mulyanto.
Mulyanto sangat prihatin kecelakaan kerja terjadi lagi di smelter perusahaan China. Kali ini menyebabkan paling sedikit 35 orang korban, di mana sebanyak 18 orang meninggal dunia. Padahal beberapa waktu sebelumnya terjadi kecelakaan kerja di smelter PT. GNI yang mengakibatkan 2 orang meninggal dunia.
PT IMIP sendiri mencatat, sampai pada Selasa (26/12/2023) korban tewas akibat meledaknya tungku smelter milik PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) yang terjadi pada Minggu (24/12/2023) menjadi 18 orang dari yang sebelumnya 13 orang.
Rinciannya, 10 orang merupakan tenaga kerja Indonesia dan 8 (delapan) tenaga kerja asing asal China.
"Para korban meninggal ini, telah diberangkatkan ke rumah keluarga mereka masing-masing sebagai bentuk respon cepat dan intensif yang dilakukan oleh PT IMIP," terang Head Media Relations Head PT Indonesia Morowali Industrial Park Dedy Kurniawan dalam siaran tertulisnya, dikutip Rabu (27/12/2023).
Adapun pemberangkatan setiap jenazah didampingi oleh perwakilan baik dari tim Komunikasi PT IMIP, tim HRD dari masing- masing perusahaan atau Tenant asal pekerja menuju kediaman keluarga korban.
Khusus untuk TKA, PT IMIP telah berkoordinasi dengan instansi yang berwenang dalam pemberangkatan jenazah para korban ke Makassar, sebelum akhirnya diterbangkan ke China.
Dedi menyebutkan, saat ini sedang dilakukan investigasi pada sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di lokasi kejadian yang berada di Kawasan Industri IMIP. Perusahaan mempercayakan proses pendalaman penyebab kejadian kecelakaan kerja di PT ITSS kepada pihak berwenang, dan menjamin terselenggaranya kerja sama dengan para pihak terhadap rekomendasi penanganan dampak yang muncul sesuai tata hukum yang berlaku.
"Perusahaan siap melakukan segala bentuk perbaikan sesuai dengan ketentuan yang berlaku," ujar Dedy.
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Duh, Korban Tewas Ledakan Smelter Morowali Jadi 18 Orang
