
Progres Smelter Freeport Masih Belum Jelas
Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
03 September 2018 20:45

Jakarta, CNBC Indonesia- Kemajuan pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian mineral, atau biasa disebut smelter, PT Freeport Indonesia (PTFI) masih belum jelas.
Dijumpai usai rapat panitia kerja di Komisi VII DPR RI, Senin (3/8/2018), Direktur Eksekutif PTFI Tony Wenas terus berkelit saat ditanya soal progres pembangunan pabrik ini.
[Gambas:Video CNBC]
Tony hanya menjawab, "Pokoknya kami sudah 90% lebih dari rencana," kata Tony. Progres ini, kata Tony, sudah diserahkan ke pemerintah.
Soal rencana smelter PTFI, di Agustus 2018 perusahaan tambang emas ini ditargetkan sudah mencapai 5,18%. Ini untuk pabrik smelter sesuai dengan rencana PTFI semula yang akan dibangung di Gresik, Jawa Timur, bersama dengan PT Smelting.
Jika target tersebut tak tercapai, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral akan mencabut izin ekspor konsentrat perusahaan.
Di sisi lain, terkait smelter PTFI juga tengah melakukan studi bersama dengan PT Amman Mineral untuk membangun smelter di Nusa Tenggara Barat.
Vice President Corporate Communication PTFI Riza Pratama mengatakan studi untuk pembangunan smelter ini dilakukan sejak 2017 lalu. "Smelternya ini diusulkan oleh Amman, kalau Freeport kami kan sudah ada rencana juga di Gresik. Jadi masih studi dulu," kata Riza kepada CNBC Indonesia, usai acara buka puasa bersama, Senin (11/6/2018).
PT Amman Mineral sebelumnya pernah menyebut sedang merencanakan pembangunan smelter berkapasitas hingga 2,6 juta ton di Maluk, Nusa Tenggara Barat.
Kepala Divisi Komunikasi Korporat Amman Mineral Anita Afianty mengatakan smelter ditargetkan selesai dibangun dan mulai beroperasi pada 2022. Begitu smelter selesai, Amman membuka peluang untuk perusahaan tambang lain mengolah dan memurnikan hasil tambang mereka di smelter tersebut. Termasuk Freeport.
(gus/gus) Next Article Lagi, Konvoi Bus Karyawan Freeport Jadi Sasaran Tembak
Dijumpai usai rapat panitia kerja di Komisi VII DPR RI, Senin (3/8/2018), Direktur Eksekutif PTFI Tony Wenas terus berkelit saat ditanya soal progres pembangunan pabrik ini.
[Gambas:Video CNBC]
Tony hanya menjawab, "Pokoknya kami sudah 90% lebih dari rencana," kata Tony. Progres ini, kata Tony, sudah diserahkan ke pemerintah.
Soal rencana smelter PTFI, di Agustus 2018 perusahaan tambang emas ini ditargetkan sudah mencapai 5,18%. Ini untuk pabrik smelter sesuai dengan rencana PTFI semula yang akan dibangung di Gresik, Jawa Timur, bersama dengan PT Smelting.
Jika target tersebut tak tercapai, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral akan mencabut izin ekspor konsentrat perusahaan.
Di sisi lain, terkait smelter PTFI juga tengah melakukan studi bersama dengan PT Amman Mineral untuk membangun smelter di Nusa Tenggara Barat.
Vice President Corporate Communication PTFI Riza Pratama mengatakan studi untuk pembangunan smelter ini dilakukan sejak 2017 lalu. "Smelternya ini diusulkan oleh Amman, kalau Freeport kami kan sudah ada rencana juga di Gresik. Jadi masih studi dulu," kata Riza kepada CNBC Indonesia, usai acara buka puasa bersama, Senin (11/6/2018).
PT Amman Mineral sebelumnya pernah menyebut sedang merencanakan pembangunan smelter berkapasitas hingga 2,6 juta ton di Maluk, Nusa Tenggara Barat.
Kepala Divisi Komunikasi Korporat Amman Mineral Anita Afianty mengatakan smelter ditargetkan selesai dibangun dan mulai beroperasi pada 2022. Begitu smelter selesai, Amman membuka peluang untuk perusahaan tambang lain mengolah dan memurnikan hasil tambang mereka di smelter tersebut. Termasuk Freeport.
(gus/gus) Next Article Lagi, Konvoi Bus Karyawan Freeport Jadi Sasaran Tembak
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular