Gempa Lombok: Ekonomi Bakal Terkontraksi, Kemiskinan Naik!

Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
31 August 2018 17:49
Gempa lombok berpotensi naikkan inflasi.
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia - Musibah gempa yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir di wilayah Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) diperkirakan bakal berdampak buruk bagi perekonomian wilayah tersebut.

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengungkap dampak gempa tersebut terhadap kondisi perekonomian kawasan Indonesia Timur tersebut.

"Pertumbuhan ekonomi melambat, ada potensi kenaikan inflasi, angka kemiskinan dan pengangguran naik," kata Bambang dalam konferensi pers, Jakarta, Jumat (31/8/2018).

Berdasarkan analisa sementara Bappenas, pertumbuhan ekonomi NTB pada kuartal III-2018 bakal terkontraksi, meskipu dalam beberapa tahun terakhir kerap mengalami masalaj sama lantaran anjloknya sektor pertambangan.

"Sebenarnya pertumbuhan NTB sudah melambat di 2017 gara-gara sektor pertambangan mengalami kontraksi. Jadi sebenarnya, lebih besar dampak kontraksi pertambangn dari gempa," katanya.

"Tapi dampak gempa, membuat perkiraan pertumbuhan ekonomi NTB yang tadinya positif bisa terkontraksi sekitar 0%. Tahun lalu NTB tumbuh 0,11%," katanya.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi provinsi NTB pada kuartal II/2018 memang mengalami kontraksi sebesar minus 0,37%, yang disebabkan dari anjloknya sektor pertambangan wilayah tersebut.

Adapun angka kemiskinan di daerah tersebut, per Maret 2018 masih mencapai 737.460 orang. Dengan asumsi Bappenas, maka ada kemungkinan angka kemiskinan di NTB bakal meningkat pada tahun ini.

Butuh 1 Tahun Pulihkan Ekonomi Lombok

Mantan Menteri Keuangan itu tak memungkiri, bukan perkara mudah memulihkan geliat ekonomi Lombok, pasca gempa yang terjadi di wilayah tersebut dalam beberapa bulan terakhir.

Menurutnya, dibutuhkan waktu paling cepat 6 bulan untuk benar-benar memulihkan wilayah tersebut. Bahkan, sambung dia, bukan tidak mungkin terjadi penurunan jumlah pariwisata di Lombok untuk tahun ini.

"Butuh 6 sampai 1 tahun untuk benar-benar pulih, termasuk [kunjungan] wisatawan," tegas Bambang.

Pemerintah, ditegaskan dia, akan melakukan berbagai upaya untuk memulihkan kondisi perekonomian Lombok melalui berbagai program pembangunan yang digencarkan.

"Kami akan kucurkan program padat karya tunai agar jumlah pengangguran tidak besar," katanya.



(roy) Next Article Ini Alasan Jokowi tidak Tetapkan Bencana Nasional di Lombok

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular