
Izin 2 Juta Ton, Tapi Impor Beras Hanya 1,84 Juta Ton
Samuel Pablo, CNBC Indonesia
28 August 2018 10:15

Jakarta, CNBC Indonesia - Rapat koordinasi terbatas (rakortas) di Kementerian Koordinator bidang Perekonomian memutuskan untuk membuka kembali keran impor beras tahap ketiga sebanyak 1 juta ton sampai dengan akhir September.
Dengan demikian, total kuota impor beras pada tahun ini mencapai 2 juta ton. Seluruh proses impor akan dilakukan oleh Bulog.
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menuturkan seluruh kuota impor beras itu diputuskan dalam rakortas pada April lalu dan kemungkinan tidak ada lagi penambahan kuota.
Enggar mengatakan keran impor dibuka karena pemerintah memandang suplai beras ke pasaran berkurang dan harganya cenderung meningkat sejak awal tahun.
"Dan tolong diingat, tahun 2014 kita impor 2,5 juta ton. Tahun 2015-2016 kita impor 1,5 juta ton. Itu kan akumulasi sehingga persediaannya tetap berjalan. Kemudian [tahun ini] kita mengimpor 500, 500 dan 1 juta, sehingga total menjadi 2 juta ton," kata Enggar di Kantor Kemenko Perekonomian, Senin (27/8/2018).
Direktur Pengadaan Bulog Bachtiar mengatakan, hingga akhir September nanti total realisasi impor beras diperkirakan hanya mencapai 1,84 juta ton atau tidak sesuai izin kuota yang mencapai 2 juta ton.
Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution menjelaskan realisasi impor tidak memenuhi kuota yang diberikan pemerintah karena tidak semua negara pemasok menyanggupinya.
"Karena tadinya ada negara yang bilang iya, tapi sampai tanggal yang dijanjikan nggak datang. Ya, tidak perlu disebut lah negaranya dari mana. Tapi tadinya izin yang kita berikan itu 2 juta ton," ujar Darmin di kantornya.
Beras impor dipasok dari Vietnam, Thailand, India, dan Pakistan. Saat ini, sebagian ada yang sudah masuk ke gudang Bulog dan sebagian lainnya telah tiba di pelabuhan.
Adapun total penyerapan beras dari petani (pengadaan dalam negeri) yang dilakukan Bulog hingga saat ini telah mencapai 1,4 juta ton, dengan rata-rata penyerapan di atas 5 ribu ton/hari.
Hingga akhir tahun, Kementerian Pertanian dan Bulog menargetkan serapan gabah petani (sergap) dari dalam negeri mencapai 2,5 juta ton.
"Dari saat ini hingga akhir Oktober, diusahakan tambahan serapan beras dari dalam negeri hingga 1 juta ton," ujar Bachtiar.
Seluruh stok yang masuk dalam Cadangan Beras Pemerintah (CBP) ini nantinya akan dipergunakan untuk melakukan penetrasi pasar pada beberapa daerah yang telah mengalami kenaikan harga, serta bantuan beras sejahtera (rastra) bagi korban bencana alam seperti gempa bumi di Lombok.
(ray/ray) Next Article Wamen BUMN Blak-Blakan Stok Beras Pemerintah Mengkhawatirkan
Dengan demikian, total kuota impor beras pada tahun ini mencapai 2 juta ton. Seluruh proses impor akan dilakukan oleh Bulog.
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menuturkan seluruh kuota impor beras itu diputuskan dalam rakortas pada April lalu dan kemungkinan tidak ada lagi penambahan kuota.
"Dan tolong diingat, tahun 2014 kita impor 2,5 juta ton. Tahun 2015-2016 kita impor 1,5 juta ton. Itu kan akumulasi sehingga persediaannya tetap berjalan. Kemudian [tahun ini] kita mengimpor 500, 500 dan 1 juta, sehingga total menjadi 2 juta ton," kata Enggar di Kantor Kemenko Perekonomian, Senin (27/8/2018).
Direktur Pengadaan Bulog Bachtiar mengatakan, hingga akhir September nanti total realisasi impor beras diperkirakan hanya mencapai 1,84 juta ton atau tidak sesuai izin kuota yang mencapai 2 juta ton.
Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution menjelaskan realisasi impor tidak memenuhi kuota yang diberikan pemerintah karena tidak semua negara pemasok menyanggupinya.
"Karena tadinya ada negara yang bilang iya, tapi sampai tanggal yang dijanjikan nggak datang. Ya, tidak perlu disebut lah negaranya dari mana. Tapi tadinya izin yang kita berikan itu 2 juta ton," ujar Darmin di kantornya.
Beras impor dipasok dari Vietnam, Thailand, India, dan Pakistan. Saat ini, sebagian ada yang sudah masuk ke gudang Bulog dan sebagian lainnya telah tiba di pelabuhan.
Adapun total penyerapan beras dari petani (pengadaan dalam negeri) yang dilakukan Bulog hingga saat ini telah mencapai 1,4 juta ton, dengan rata-rata penyerapan di atas 5 ribu ton/hari.
Hingga akhir tahun, Kementerian Pertanian dan Bulog menargetkan serapan gabah petani (sergap) dari dalam negeri mencapai 2,5 juta ton.
"Dari saat ini hingga akhir Oktober, diusahakan tambahan serapan beras dari dalam negeri hingga 1 juta ton," ujar Bachtiar.
Seluruh stok yang masuk dalam Cadangan Beras Pemerintah (CBP) ini nantinya akan dipergunakan untuk melakukan penetrasi pasar pada beberapa daerah yang telah mengalami kenaikan harga, serta bantuan beras sejahtera (rastra) bagi korban bencana alam seperti gempa bumi di Lombok.
(ray/ray) Next Article Wamen BUMN Blak-Blakan Stok Beras Pemerintah Mengkhawatirkan
Most Popular