Kemenkeu: Kita Tidak Ada di Ujung Jebakan Utang
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
27 August 2018 12:27

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) membantah stigma para anggota dewan parlemen yang menyebut Indonesia saat ini nyaris masuk dalam jebakan utang negara yang menggunung.
Pasalnya, beban utang pemerintah saat ini sudah semakin tinggi. Pemerintah, pun harus kembali berutang untuk membayar bunga utang di masa lampau.
"Pendapat yang mengatakan kita terjebak itu tidak tepat," kata Direktur Strategi dan Portofolio Pembiayaan DJPPR Scenaider Siahaan, kepada CNBC Indonesia, Senin (27/8/2018).
"Hanya pendapat retorika tanpa analisis yang memadai, mengingat semua beban kewajiban pokok dan bunga yang jatuh tempo saat ini sesuai rencana pengelolaan utang," jelasnya.
Scenaider menegaskan, pengelolaan utang pemerintah saat ini dan ke depan akan tetap diarahkan untuk menurunkan defisit keseimbangan primer secara terukur.
"Agar tidak menimbulkan shock yang tidak perlu bagi ekonomi kita. Konsolidasi fiskal terutama utang konsisten akan memberikan dorongan yang kuat untuk ekonomi Indonesia," katanya.
"Kita saat ini masih tetap dalam posisi pengelolaan utang pemerintah yang baik. Kita tetap membayar kewajiban utang pokok dan bunga sesuai dengan yang kita janjikan dalam syarat dan ketentuan,"
Posisi keseimbangan primer yang masih mengalami defisit, menandakan bahwa pemerintah harus berutang lagi untuk membayar bunga utang jatuh tempo.
Dalam prognosis kas keuangan negara tahun ini, pemerintah diperkirakan tetap gali lubang tutup lubang yang menandakan pemerintah menerbitkan utang baru untuk membayar bunga utang.
Sebab, posisi keseimbangan primer ditetapkan sampai akhir tahun sebesar Rp 64,8 triliun. Namun, defisit anggaran akan tetap dijaga di level 2,12%, lebih rendah dari proyeksi sebelumnya 2,19%.
(dru) Next Article Salah Satu Cara Agar RI Tak Jatuh ke Jurang Jebakan Utang
Pasalnya, beban utang pemerintah saat ini sudah semakin tinggi. Pemerintah, pun harus kembali berutang untuk membayar bunga utang di masa lampau.
"Pendapat yang mengatakan kita terjebak itu tidak tepat," kata Direktur Strategi dan Portofolio Pembiayaan DJPPR Scenaider Siahaan, kepada CNBC Indonesia, Senin (27/8/2018).
"Hanya pendapat retorika tanpa analisis yang memadai, mengingat semua beban kewajiban pokok dan bunga yang jatuh tempo saat ini sesuai rencana pengelolaan utang," jelasnya.
Scenaider menegaskan, pengelolaan utang pemerintah saat ini dan ke depan akan tetap diarahkan untuk menurunkan defisit keseimbangan primer secara terukur.
![]() |
"Agar tidak menimbulkan shock yang tidak perlu bagi ekonomi kita. Konsolidasi fiskal terutama utang konsisten akan memberikan dorongan yang kuat untuk ekonomi Indonesia," katanya.
Posisi keseimbangan primer yang masih mengalami defisit, menandakan bahwa pemerintah harus berutang lagi untuk membayar bunga utang jatuh tempo.
Dalam prognosis kas keuangan negara tahun ini, pemerintah diperkirakan tetap gali lubang tutup lubang yang menandakan pemerintah menerbitkan utang baru untuk membayar bunga utang.
Sebab, posisi keseimbangan primer ditetapkan sampai akhir tahun sebesar Rp 64,8 triliun. Namun, defisit anggaran akan tetap dijaga di level 2,12%, lebih rendah dari proyeksi sebelumnya 2,19%.
(dru) Next Article Salah Satu Cara Agar RI Tak Jatuh ke Jurang Jebakan Utang
Most Popular