Ini 3 Strategi Mendag Batasi Impor untuk Selamatkan Rupiah

Lidya Julita S, CNBC Indonesia
24 August 2018 13:50
Sepanjang Januari-Juli 2018, defisit neraca perdangan RI US$ 3,1 miliar.
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah saat ini fokus mengendalikan harga komoditas pangan untuk menjaga inflasi tetap terjaga dan stabil. Hal ini disampaikan oleh pemerintah dan Bank Indonesia (BI) usai melakukan high level meeting Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP) di Kantor Kemenko Perekonomian.

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan, untuk mejaga stabilitas harga pangan agar tidak begejolak maka dari pihaknya akan melakukan 3 hal. Mulai dari menjaga pasokan barang hingga melakukan operasi pasar.

"Untuk kendalikan volatile food, jadi kita akan siapkan, mencadangkan dan mempersiapkan untuk berbagai langkah. Operasi pasar apabila diperlukan, kalau tidak diperlukan kita berjalan saja. Begitu kondisi mengharuskan kita melakukan berbagai langkah untuk penetrasi pasar, akan kita siapkan," kata Enggar, Jumat (24/8/2018).


Langkah kedua, menyelesaikan kebijakan pembatasan komoditas impor. Pembatasan ini akan dilakukan untuk barang-barang konsumsi dan produk yang memang sudah diproduksi di dalam negeri dengan tetap memperhatikan ketentua dan perjanjian yang ada sehingga tidak menggangu investasi.

"Pada dasarnya kita mendorong investasi, tidak ada mengganggu itu. Lagi di susun jenis-jenis nya dan dipastikan enggak ada gejolak, itu kita pastikan. Tidak usah dikhawatirkan," kata dia.

Langkah ketiga untuk mengendalikan harga pangan tetap stabil adalah mendorong eekpor ditengah kondisi global saat ini. Penguatan dolar bisa menguntungkan dengan melakukan ekspor yang lebih banyak.

"Dorong ekspor ditengah kondisi pasar yang tak menentu dari pasar ekspor. Akan manfaatkan momentum untuk ningkatin ekspor di berbagai pasar terutama dengan AS, RRT juga kita akan mendorong dan memanfaatkan ekspor kita."



Sepanjang Januari-Juli 2018, keran impor terlalu deras dibuka Indonesia hingga defisit perdagangan mencapai US$ 3,1 miliar. Tingginya impor membuat defisit neraca berjalan (current account deficit/CAD) melebar, sehingga turut melemahkan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
(ray) Next Article Virus Corona Bikin Impor dari China Anjlok di Februari 2020

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular