Internasional
Lira Turki Krisis, Jerman Akan Beri Bantuan Dana ke Erdogan?
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
21 August 2018 12:59

Jakarta, CNBC Indonesia - Spekulasi Jerman akan menjadi donor bagi Turki untuk menyelamatkan mata uang Lira tersebar luar. Pemantiknya, rencana pertemuan dengan Turki yang akan digelar bulan depan dan pernyataan anggota koalisi Angel Merkel.
Andrea Nahles, pemimpin Partai Sosial Demokrat (SPD) dan mitra junior dalam pemerintahan koalisi konservatif Kanselir Angela Merkel dalam wawancara yang diterbitkan Minggu (19/8/2018) mengatakan ada kemungkinan Jerman akan membantu Turki. "Ada kemungkinan Jerman perlu membantu Turki, terlepas dari ketegangan politik dengan Presiden Recep Tayyip Erdogan," ujarnya.
Kanselir Jerman, Angela Merkel juga diberitakan bertelepon dengan Presiden Turki pada pekan ini mengenai kondisi lira dan hubungan perekonomian kedua negara.
Jerman memang memiliki kepentingan dengan Turki. Jerman adalah investor asing terbesar kedua di Turki. Lebih dari 6.500 perusahaan dengan ekuitas Jerman aktif di pasar Turki, dan telah membangun persediaan modal lebih dari 10 miliar euro (US$11,4 miliar), menurut angka DIHK.
Jika Turki bermasalah akan berdampak pada ekonomi Jerman pula. Krisis Turki akan menambah risiko negatif eksternal setelah sebelumnya ada risiko perang dagang dengan Amerika Serikat (AS) dan kemungkinan keluarnya Inggris dari Uni Eropa tanpa kesepakatan.
"Risiko tetap ada khususnya berkaitan dengan ketidakpastian tentang apakah Brexit akan berjalan dengan baik serta kebijakan perdagangan AS di masa depan," kata kementrian keuangan Jerman dalam laporan bulanannya, Senin (20/8/2018). "Perdebatan terus-menerus tentang tarif dan ancaman perang dagang mencekik aktivitas perdagangan."
Namun, Berlin tampaknya berusaha menentang komentar Nahles pada hari Senin itu, di mana juru bicara pemerintah mengatakan bahwa bantuan keuangan untuk Turki adalah hal yang "tidak relevan untuk saat ini." Ia juga menambahkan, keputusan Turki untuk meminta bantuan pada Dana Moneter Internasional (IMF) adalah sepenuhnya hak Turki.
Beberapa ahli ekonomi percaya Turki, yang juga sedang terlibat perselisihan ekonomi dengan Amerika Serikat (AS), masih belum pasti akan meminta bantuan negara lain untuk menyelesaikan masalahnya.
"(Bantuan keuangan) mungkin sudah direncanakan tetapi saya tidak melihat (kemungkinan) akan benar-benar dilakukan... Sebagian besar karena Erdogan dan pemerintahannya begitu enggan untuk menerima dukungan asing karena ada masalah kebanggaan bagi mereka. Tetapi jika akan ada skenario di mana (mereka) akan benar-benar membutuhkan bantuan semacam ini, saya pikir Jerman akan memberikan bantuan, pastinya." kata Olaf Boehnke, penasihat senior di Rasmussen Global seperti dilansir dari CNBC International, Senin (20/8/2018).
Tetapi, ahli strategi Manajemen Aset BlueBay, Timothy Ash, mengatakan kepada CNBC, jika Jerman pada akhirnya membantu Turki, tetap akan sulit untuk melihat bagaimana mungkin bantuan keuangan dari Jerman dapat membantu banyak "kecuali ada resolusi dengan AS".
"Turki masih bergantung pada pendanaan dolar, sehingga akan sulit untuk melihat hasilnya apakah bailout Jerman/Eropa mampu membuat banyak perbedaan, kecuali jika risiko sanksi moderat," katanya dalam sebuah email kepada CNBC.
(roy) Next Article Meski Turki di Ambang Krisis, Erdogan Menolak Tunduk pada AS
Andrea Nahles, pemimpin Partai Sosial Demokrat (SPD) dan mitra junior dalam pemerintahan koalisi konservatif Kanselir Angela Merkel dalam wawancara yang diterbitkan Minggu (19/8/2018) mengatakan ada kemungkinan Jerman akan membantu Turki. "Ada kemungkinan Jerman perlu membantu Turki, terlepas dari ketegangan politik dengan Presiden Recep Tayyip Erdogan," ujarnya.
Jerman memang memiliki kepentingan dengan Turki. Jerman adalah investor asing terbesar kedua di Turki. Lebih dari 6.500 perusahaan dengan ekuitas Jerman aktif di pasar Turki, dan telah membangun persediaan modal lebih dari 10 miliar euro (US$11,4 miliar), menurut angka DIHK.
"Risiko tetap ada khususnya berkaitan dengan ketidakpastian tentang apakah Brexit akan berjalan dengan baik serta kebijakan perdagangan AS di masa depan," kata kementrian keuangan Jerman dalam laporan bulanannya, Senin (20/8/2018). "Perdebatan terus-menerus tentang tarif dan ancaman perang dagang mencekik aktivitas perdagangan."
Namun, Berlin tampaknya berusaha menentang komentar Nahles pada hari Senin itu, di mana juru bicara pemerintah mengatakan bahwa bantuan keuangan untuk Turki adalah hal yang "tidak relevan untuk saat ini." Ia juga menambahkan, keputusan Turki untuk meminta bantuan pada Dana Moneter Internasional (IMF) adalah sepenuhnya hak Turki.
Beberapa ahli ekonomi percaya Turki, yang juga sedang terlibat perselisihan ekonomi dengan Amerika Serikat (AS), masih belum pasti akan meminta bantuan negara lain untuk menyelesaikan masalahnya.
"(Bantuan keuangan) mungkin sudah direncanakan tetapi saya tidak melihat (kemungkinan) akan benar-benar dilakukan... Sebagian besar karena Erdogan dan pemerintahannya begitu enggan untuk menerima dukungan asing karena ada masalah kebanggaan bagi mereka. Tetapi jika akan ada skenario di mana (mereka) akan benar-benar membutuhkan bantuan semacam ini, saya pikir Jerman akan memberikan bantuan, pastinya." kata Olaf Boehnke, penasihat senior di Rasmussen Global seperti dilansir dari CNBC International, Senin (20/8/2018).
Tetapi, ahli strategi Manajemen Aset BlueBay, Timothy Ash, mengatakan kepada CNBC, jika Jerman pada akhirnya membantu Turki, tetap akan sulit untuk melihat bagaimana mungkin bantuan keuangan dari Jerman dapat membantu banyak "kecuali ada resolusi dengan AS".
"Turki masih bergantung pada pendanaan dolar, sehingga akan sulit untuk melihat hasilnya apakah bailout Jerman/Eropa mampu membuat banyak perbedaan, kecuali jika risiko sanksi moderat," katanya dalam sebuah email kepada CNBC.
(roy) Next Article Meski Turki di Ambang Krisis, Erdogan Menolak Tunduk pada AS
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular