Internasional

Erdogan: Serangan Ekonomi Sama Saja dengan Serangan pada Azan

Bernhart Farras, CNBC Indonesia
20 August 2018 16:46
Erdogan mengatakan tujuan dari krisis mata uang baru-baru ini adalah untuk membuat
Foto: Kayhan Ozer/Presidential Palace/Handou
Istanbul, CNBC Indonesia - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada hari Senin (20/8/2018) mengatakan serangan terhadap perekonomian negaranya sama saja dengan serangan terhadap bendera atau azan.

Ia menyampaikan pernyataan itu sebagai respons dalam istilah nasionalis dan relijius atas aksi jual mata uang Turki, lira, jelang hari raya umat Muslim, Idul Adha.

[Gambas:Video CNBC]

Dalam pidato yang telah direkam sebelumnya yang disampaikan kepada warganya jelang dimulainya perayaan Idul Adha selama empat hari pada hari Selasa, Erdogan mengatakan tujuan dari krisis mata uang baru-baru ini adalah untuk membuat "Turki dan orang-orangnya bertekuk lutut".

Lira telah kehilangan sekitar 40% nilainya sepanjang tahun ini saja akibat kecemasan investor akan pengaruh Erdogan dalam kebijakan moneter bank sentral yang seharusnya independen. Selain itu, memanasnya hubungan diplomatik antara Turki dan Amerika Serikat (AS) ikut memperkeruh situasi.

Aksi jual itu telah menyebar ke pasar uang dan saham global, terutama negara berkembang, dalam beberapa pekan terakhir.


"Serangan terhadap perekonomian kita sama sekali tidak berbeda dengan serangan terhadap azan dan bendera kita," ujar Erdogan, dilansir dari Reuters.

"Tujuannya sama. Tujuannya adalah membuat Turki dan rakyatnya bertekuk lutut, memenjarakannya," tambahnya dalam pidato yang disiarkan di televisi.

"Mereka yang mengira akan dapat membuat Turki menyerah akan nilai tukarnya akan segera melihat bahwa diri mereka salah."

Erdogan menghindari secara langsung menyebutkan nama negara atau lembaga tertentu namun di masa lalu, ia menyalahkan aksi jual lira kepada "lobi suku bunga", serta lembaga-lembaga rating dan keuangan Barat.

Lira melemah menjadi 6,09 per dolar AS pada Senin pagi waktu setempat dibandingkan 6,01 pada penutupan hari Jumat pekan lalu.

Hari Jumat, dua lembaga pemeringkat internasional, Moody's dan Standard and Poor's, menurunkan peringkat utang Turki ke level junk.
(prm/prm) Next Article Gejolak Turki Bikin Sri Mulyani 'Was-was'

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular