
RI dan AS Bertemu di Singapura Bahas Tarif Impor Rendah GSP
Exist In Exist, CNBC Indonesia
20 August 2018 11:30

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Perdagangan dan US Trade Representatives (USTR) pada bulan ini akan lanjut membahas fasilitas bea masuk rendah melalui skema Generalized System of Preferences (GSP). Pembahasan itu akan digelar di Singapura.
Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita, mengatakan pembahasan itu akan dilakukan di sela-sela Asean Economic Minister Meeting.
"Belum ada [tanggapan dari pihak AS terkait pertemuan sebelumnya], nanti kita akan ketemu lagi di Singapura dengan USTR di bulan ini waktu Asean Economic Minister Meeting. Kita duduk bersama," ujarnya, Senin (20/8/2018).
(ray/ray) Next Article Penjualan Dikontrol, Merek Beras Harus Terdaftar di Kemendag
Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita, mengatakan pembahasan itu akan dilakukan di sela-sela Asean Economic Minister Meeting.
"Belum ada [tanggapan dari pihak AS terkait pertemuan sebelumnya], nanti kita akan ketemu lagi di Singapura dengan USTR di bulan ini waktu Asean Economic Minister Meeting. Kita duduk bersama," ujarnya, Senin (20/8/2018).
Seperti diketahui, Mendag bersama dengan perwakilan pengusaha pada bulan lalu telah menemui Menteri Perdagangan AS Wilbur Ross di Washington untuk meminta dukungan agar Indonesia bisa tetap menerima fasilitas GSP tersebut. Namun, sampai saat ini belum ada tanggapan dari pihak AS.
Sepanjang tahun lalu, produk Indonesia yang menggunakan skema GSP bernilai US$ 1,9 miliar. Angka ini masih jauh di bawah negara-negara penerima GSP lainnya seperti India sebesar US$ 5,6 miliar, Thailand US$ 4,2 miliar, dan Brasil US$ 2,5 miliar.
Produk ekspor RI ke AS yang masuk ke dalam komoditas penerima GSP antara lain ban karet, perlengkapan perkabelan kendaraan, emas, asam lemak, perhiasan logam, aluminium, sarung tangan, alat-alat musik, pengeras suara, keyboard, dan baterai.
Sepanjang tahun lalu, produk Indonesia yang menggunakan skema GSP bernilai US$ 1,9 miliar. Angka ini masih jauh di bawah negara-negara penerima GSP lainnya seperti India sebesar US$ 5,6 miliar, Thailand US$ 4,2 miliar, dan Brasil US$ 2,5 miliar.
Produk ekspor RI ke AS yang masuk ke dalam komoditas penerima GSP antara lain ban karet, perlengkapan perkabelan kendaraan, emas, asam lemak, perhiasan logam, aluminium, sarung tangan, alat-alat musik, pengeras suara, keyboard, dan baterai.
(ray/ray) Next Article Penjualan Dikontrol, Merek Beras Harus Terdaftar di Kemendag
Most Popular