Luhut: Rasio Utang dan CAD Indonesia Masih Aman

Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
14 August 2018 11:06
Menko sebut rasio utang dan CAD RI masih wajar, apalagi angka itu lahir untuk kepentingan membangun infrastruktur.
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
Jakarta, CNBC Indonesia- Menko Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan menegaskan rasio utang Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) masih terbilang bagus. 

"Rasio utang Indonesia terhadap PDB itu bagus, tidak sampai 60%, kita hanya di kisaran 28%, masih jauh, meski kami banyak gunakan pinjaman untuk proyek dan beri beban ke APBN," ujar Luhut saat ditemui dalam forum Shell Scenario, di Jakarta, Selasa (14/8/2018).



Begitu juga defisit transaksi berjalan atau current account defisit (CAD) yang terakhir oleh Badan Pusat Statistik (BPS) diumumkan sudah tembus 3%.

Menurut Luhut tidak ada yang perlu dikhawatirkan karena angka-angka itu timbul untuk proyek infrastruktur, baik utang maupun impor barang modal.

Ia mencontohkan, misalnya proyek Light Rail Transit (LRT) hanya menggunakan pembiayaan 23% dari APBN, sisanya menggunakan dana dari instrumen lain.

"Kenapa bangun LRT? Misalnya LRT Palembang, Pemerintah itu ternyata bisa hemat Rp 13 triliun, dan bisa mengangkut penumpang dua kali lipat," terang Luhut.

Sebelumnya, utang pemerintah pusat sampai dengan akhir semester I-2018 mencapai Rp 4.227,78 triliun. Utang ini meningkat hingga 14,06% dibandingkan semester I-2017.

"Hingga akhir Juni 2018, Produk Domestik Bruto (PDB) diperkirakan Rp 14.193,50 triliun. Dengan jumlah PDB tersebut, rasio utang Pemerintah per akhir Juni tetap terjaga di bawah 30% atau sebesar 29,79%," demikian laporan perkembangan APBN Kita yang dipublikasikan Kemenkeu per Juli 2018 seperti dikutip, Selasa (17/7/2018).

Menurut Kemenkeu, persentase tersebut masih jauh di bawah batas 60% terhadap PDB sebagaimana ketentuan Undang-undang Keuangan Negara Nomor 17 Tahun 2003.



Dari segi komposisi utang, Pinjaman Pemerintah yang berasal dari kreditur Bilateral dan Pinjaman Dalam Negeri mengalami kenaikan masing-masing sebesar 4,45% dan 2,82% di mana pada akhir Juni tahun 2017 outstanding utang pemerintah dari kreditur Bilateral dan Pinjaman Dalam Negeri sebesar Rp 324,76 triliun dan Rp 5,33 triliun sementara pada bulan yang sama di tahun 2018.

Pertumbuhan Pinjaman Luar Negeri bulan Juni 2018 secara keseluruhan mengalami kenaikan sebesar 8,03% (yoy), sedangkan pertumbuhan tahunan untuk SBN adalah sebesar 15,54% (yoy). 

Terkait utang ini, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pemerintah akan jaga antara tambahan utang dan fungsi APBN kita dalam menjaga ekonomi.
(gus) Next Article Jokowi Tinjau 300 Juta Bibit Pohon yang Bisa Jadi Obat CAD

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular