
Internasional
AS & Jepang Belum Temukan Kata Sepakat Soal Perdagangan
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
10 August 2018 12:27

Washington, CNBC Indonesia - Pejabat perdagangan Amerika Serikat (AS) dan Jepang mengatakan mereka lebih memahami posisi masing-masing setelah pembicaraan pada hari Kamis (9/8/2018), sementara Tokyo tampaknya tetap pada posisinya untuk menghindari perjanjian perdagangan bebas bilateral.
"Kami melakukan pertukaran pandangan yang jujur dan memperdalam rasa saling pengertian," kata Menteri Ekonomi Toshimitsu Motegi kepada wartawan setelah beberapa jam pertemuan dengan Perwakilan Perdagangan AS Robert Lighthizer, yang dilanjutkan pada hari Jumat (10/8/2018).
Namun, Motegi menegaskan kembali pandangan Jepang bahwa pembicaraan multilateral, yang ditinggalkan oleh Washington, adalah cara terbaik untuk mengatasi masalah perdagangan. Tokyo ingin menghindari perjanjian perdagangan bebas bilateral, yang disebut oleh Lighthizer di masa lalu, yang dapat membuat negara itu berada di bawah tekanan bagi akses ke pasar mobil dan pertaniannya.
"Duta Besar Lighthizer dan Menteri Motegi melakukan tukar pandangan menyeluruh dan konstruktif tentang semua masalah perdagangan bilateral," kata kantor Lighthizer. "Mereka memahami kondisi masing-masing untuk diskusi lebih lanjut dan berencana untuk maju dengan pembicaraan tambahan."
Presiden Donald Trump menarik Amerika Serikat keluar dari Kemitraan Trans-Pasifik (TPP), menyebutnya sebagai kesepakatan buruk dan mengatakan dia lebih suka pembicaraan bilateral, melansir Reuters.
Pembicaraan di Kamis itu melahirkan rencana diadakannya pembicaraan baru, yang disebut kedua belah pihak sebagai negosiasi "bebas, adil, dan timbal balik". Pembicaraan itu menjadi diskusi ekonomi bilateral yang lebih luas yang dipimpin oleh Wakil Presiden Mike Pence dan Wakil Perdana Menteri Taro Aso.
Motegi mengatakan Jepang dan Amerika Serikat sepakat bahwa mereka ingin mencapai hasil dengan cepat. Dia menolak memberikan rincian tentang diskusi hari pertama, mengatakan kepada wartawan bahwa dia akan mengatakan apa yang dia bisa setelah putaran pertama pembicaraan berakhir.
Ancaman Trump untuk memberlakukan tarif yang lebih tinggi pada impor otomotif, termasuk dari Jepang, menimbulkan kekhawatiran bahwa langkah semacam itu akan merugikan perekonomian kedua negara.
(prm) Next Article Diskusi Dagang dengan AS Bagai Buah Simalakama bagi PM Jepang
"Kami melakukan pertukaran pandangan yang jujur dan memperdalam rasa saling pengertian," kata Menteri Ekonomi Toshimitsu Motegi kepada wartawan setelah beberapa jam pertemuan dengan Perwakilan Perdagangan AS Robert Lighthizer, yang dilanjutkan pada hari Jumat (10/8/2018).
Namun, Motegi menegaskan kembali pandangan Jepang bahwa pembicaraan multilateral, yang ditinggalkan oleh Washington, adalah cara terbaik untuk mengatasi masalah perdagangan. Tokyo ingin menghindari perjanjian perdagangan bebas bilateral, yang disebut oleh Lighthizer di masa lalu, yang dapat membuat negara itu berada di bawah tekanan bagi akses ke pasar mobil dan pertaniannya.
Presiden Donald Trump menarik Amerika Serikat keluar dari Kemitraan Trans-Pasifik (TPP), menyebutnya sebagai kesepakatan buruk dan mengatakan dia lebih suka pembicaraan bilateral, melansir Reuters.
Pembicaraan di Kamis itu melahirkan rencana diadakannya pembicaraan baru, yang disebut kedua belah pihak sebagai negosiasi "bebas, adil, dan timbal balik". Pembicaraan itu menjadi diskusi ekonomi bilateral yang lebih luas yang dipimpin oleh Wakil Presiden Mike Pence dan Wakil Perdana Menteri Taro Aso.
Motegi mengatakan Jepang dan Amerika Serikat sepakat bahwa mereka ingin mencapai hasil dengan cepat. Dia menolak memberikan rincian tentang diskusi hari pertama, mengatakan kepada wartawan bahwa dia akan mengatakan apa yang dia bisa setelah putaran pertama pembicaraan berakhir.
Ancaman Trump untuk memberlakukan tarif yang lebih tinggi pada impor otomotif, termasuk dari Jepang, menimbulkan kekhawatiran bahwa langkah semacam itu akan merugikan perekonomian kedua negara.
(prm) Next Article Diskusi Dagang dengan AS Bagai Buah Simalakama bagi PM Jepang
Most Popular