
Pengusaha RI Incar Investasi Infrastruktur di Myanmar
Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
08 August 2018 20:15

Jakarta, CNBC Indonesia- Pengusaha Indonesia bakal genjot investasi di Myanmar dengan mengincar sektor properti dan infrastruktur , termasuk infrastruktur listrik.
"Ada hotel yang mau [dibangun] di situ [Myanmar]. Investasinya roperti karena biasanya properti juga diperlukan, terus rumah sakit kemaren juga pernah diomongin. Power plant juga kita lagi lihat," kata Shinta Kamdani selaku Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) seusai melakukan pertemuan dengan pemerintah Myanmar di Jakarta hari Rabu (8/8/2018).
Ia mengatakan untuk saat ini investasi Indonesia di Myanmar belum terlalu banyak karena jumlah mitra lokal di negara itu masih terbatas. Meskipun begitu, ia memandang salah satu negara tetangga di Asia Tenggara itu sebagai pasar yang menyimpan potensi sangat besar.
Pemerintah Myanmar yang diwakili oleh Kepala Komisi Investasi Myanmar Thaung Tun menyambangi kantor Kadin pada hari Rabu untuk mengundang para pengusaha Indonesia berinvestasi di negaranya. Dia mengatakan pemerintah Myanmar sudah berbenah untuk membuka diri dan mempermudah investasi asing masuk ke negara itu.
Saat ini, pemerintah Myanmar sedang mengembangkan investasi di berbagai sektor yang meliputi agribisnis, peternakan, manufaktur, infrastruktur dan listrik. Pasalnya, tingkat elektrifikasi di negara itu masih rendah dan pemerintah setempat juga sedang gencar melakukan pembangunan jalan, jalur kereta, pelabuhan dan pembangkit listrik energi terbarukan.
"Kami juga memiliki lokasi-lokasi liburan seperti Bali, cukup indah dan masih asri. Kami akan membutuhkan fasilitas transportasi jadi para wisatawan dapat berkunjung," kata Thaung.
Shinta menilai sektor investasi di Myanmar yang menarik untuk dijajaki para pengusaha Indonesia adalah proyek-proyek berbasis infrastruktur yang sesuai dengan kebutuhan negara tersebut, di antaranya listrik, hotel dan properti komersial maupun residential.
Dari segi ekspor, Shinta mengatakan sektor farmasi, makanan dan minuman memiliki potensi besar di pasar Myanmar.
Sementara itu, Rosan Perkasa Roeslani selaku Ketua Umum Kadin menilai pengembangbiakan ternak sebagai sektor potensial untuk berinvestasi di Myanmar.
"[Sektor potensialnya adalah] cattle breeding [pengembangbiakan ternak]. Kita ada salah satu wakil perusahaan yang tertarik sekali," kata Rosan di kesempatan yang sama.
Rosan Perkasa Roeslani mengungkapkan investasi Indonesia ke Myanmar memang masih tergolong sedikit, yakni sekitar US$200 juta (Rp 2,8 triliun) di tahun 2017. Sementara itu, data dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menunjukkan realisasi investasi Myanmar ke Indonesia adalah US$600 ribu yang terbagi ke dalam tiga proyek.
(gus) Next Article Banjir Tawaran Insentif dari Myanmar, Pengusaha RI Masih Ragu
"Ada hotel yang mau [dibangun] di situ [Myanmar]. Investasinya roperti karena biasanya properti juga diperlukan, terus rumah sakit kemaren juga pernah diomongin. Power plant juga kita lagi lihat," kata Shinta Kamdani selaku Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) seusai melakukan pertemuan dengan pemerintah Myanmar di Jakarta hari Rabu (8/8/2018).
Ia mengatakan untuk saat ini investasi Indonesia di Myanmar belum terlalu banyak karena jumlah mitra lokal di negara itu masih terbatas. Meskipun begitu, ia memandang salah satu negara tetangga di Asia Tenggara itu sebagai pasar yang menyimpan potensi sangat besar.
Pemerintah Myanmar yang diwakili oleh Kepala Komisi Investasi Myanmar Thaung Tun menyambangi kantor Kadin pada hari Rabu untuk mengundang para pengusaha Indonesia berinvestasi di negaranya. Dia mengatakan pemerintah Myanmar sudah berbenah untuk membuka diri dan mempermudah investasi asing masuk ke negara itu.
Saat ini, pemerintah Myanmar sedang mengembangkan investasi di berbagai sektor yang meliputi agribisnis, peternakan, manufaktur, infrastruktur dan listrik. Pasalnya, tingkat elektrifikasi di negara itu masih rendah dan pemerintah setempat juga sedang gencar melakukan pembangunan jalan, jalur kereta, pelabuhan dan pembangkit listrik energi terbarukan.
"Kami juga memiliki lokasi-lokasi liburan seperti Bali, cukup indah dan masih asri. Kami akan membutuhkan fasilitas transportasi jadi para wisatawan dapat berkunjung," kata Thaung.
Shinta menilai sektor investasi di Myanmar yang menarik untuk dijajaki para pengusaha Indonesia adalah proyek-proyek berbasis infrastruktur yang sesuai dengan kebutuhan negara tersebut, di antaranya listrik, hotel dan properti komersial maupun residential.
Dari segi ekspor, Shinta mengatakan sektor farmasi, makanan dan minuman memiliki potensi besar di pasar Myanmar.
Sementara itu, Rosan Perkasa Roeslani selaku Ketua Umum Kadin menilai pengembangbiakan ternak sebagai sektor potensial untuk berinvestasi di Myanmar.
"[Sektor potensialnya adalah] cattle breeding [pengembangbiakan ternak]. Kita ada salah satu wakil perusahaan yang tertarik sekali," kata Rosan di kesempatan yang sama.
Rosan Perkasa Roeslani mengungkapkan investasi Indonesia ke Myanmar memang masih tergolong sedikit, yakni sekitar US$200 juta (Rp 2,8 triliun) di tahun 2017. Sementara itu, data dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menunjukkan realisasi investasi Myanmar ke Indonesia adalah US$600 ribu yang terbagi ke dalam tiga proyek.
(gus) Next Article Banjir Tawaran Insentif dari Myanmar, Pengusaha RI Masih Ragu
Most Popular