
ASEAN-BAC Bahas Peluang Kerja Sama Industri EV dengan Myanmar

Jakarta, CNBC Indonesia - Ketua ASEAN Business Advisory Council (ASEAN-BAC) sekaligus Ketua Umum Kadin Indonesia Arsjad Rasjid, mengungkap ada peluang kerja sama kendaraan listrik dengan Myanmar. Hal ini diungkapkan saat roadshow ASEAN-BAC ke Myanmar, Kamis (4/5/2023).
Kerja sama EV ini termasuk dalam bahasan legacy program, salah satunya adalah melalui legacy project ASEAN Business Entity yang diinisiasi oleh keketuaan ASEAN-BAC Indonesia. ASEAN Business Entity bertujuan untuk meningkatkan dan memberikan insentif investasi intra-ASEAN untuk pengembangan industri dan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, tidak terkecuali dalam hal kerja sama EV.
Arsjad menekankan potensi kerja sama EV ini menjadi pendorong untuk sektor bisnis dan swasta dalam menjalin hubungan dagang atau investasi, yang berfokus pada energi berkelanjutan dalam mencapai mencapai pertumbuhan ekonomi ASEAN serta komitmen net zero emission (NZE) 2060.
Myanmar sendiri diketahui memiliki deposit mineral kritis terbesar ketiga di dunia dan kaya akan dysprosium dan terbium, elemen logam tanah yang merupakan salah satu elemen kritis dalam pembuatan kendaraan listrik yang lebih ringan.
"Melihat hal ini, Indonesia berharap dapat bekerja sama dengan Myanmar untuk membangun ekosistem industri bagi kendaraan listrik dan baterai. Kerja sama kedua negara mampu membuka lapangan kerja baru dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi kedua negara," ujar Arsjad dalam keterangan tertulis, Jumat (5/5/2023).
Di sisi lain, Myanmar juga telah mengambil langkah untuk mendukung penggunaan kendaraan listrik di negara tersebut, termasuk membangun stasiun pengisian dan memberikan izin impor kendaraan listrik ke sembilan perusahaan di negaranya. Arsjad menegaskan insentif ini jelas akan membuka pasar ekspor bagi Indonesia untuk memasarkan kendaraan listrik ke Myanmar.
Menanggapi hal tersebut, salah satu perusahaan EV terkemuka di Indonesia yaitu Indika Energy, turut mendukung pengembangan sektor kendaraan listrik di Indonesia dan ASEAN serta mengeksplorasi potensi kemitraan yang saling menguntungkan antara Indonesia dan Myanmar.
Wakil Presiden Direktur dan CEO Indika Energy, Azis Armand mengatakan kerja sama investasi dengan negara ASEAN, termasuk Myanmar tentunya akan menjadi langkah baik dalam upaya pengembangan ekosistem EV Indonesia di seluruh rantai nilai.
"Mewujudkan masa depan yang berkelanjutan, Indika Energy berinvestasi pada bisnis rendah karbon termasuk di sektor kendaraan listrik. Kami meluncurkan ALVA, kendaraan listrik roda dua dan ekosistemnya," jelas Azis.
Selain Indika Energy perusahaan lain seperti TBS Energy, juga telah melakukan pengembangan pada sektor kendaraan listrik di Indonesia melalui perusahaan Electrum. Berbagai industri kendaraan listrik yang mulai banyak bertumbuh, menjadi pertanda bahwa Indonesia dan ASEAN mampu untuk menjadi pemimpin dalam ekosistem industri kendaraan listrik.
Selain EV, kunjungan ASEAN-BAC juga membahas terkait potensi kerja sama energi surya, angin, hidro, bio energi, panas bumi, dan laut yang bisa dimanfaatkan. Khususnya untuk pengembangan energi hidro Myanmar bersama Indonesia masuk dalam 20 negara teratas di dunia dengan potensi pembangkit listrik air sebagai energi baru terbarukan, tetapi belum dimanfaatkan.
(rah/rah)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bangun Ekosistem EV, Kadin Bidik Kolaborasi RI-Filipina
