'Power Rangers' dan Perjuangan Demi Papua Terang

Tito Bosnia, CNBC Indonesia
06 August 2018 13:24
Perjalanan Para Rangers
Foto: CNBC Indonesia/Tito Bosnia
Rombongan ekspedisi Papua Terang berangkat dari Jakarta ke lima posko wilayah masing-masing, dalam kesempatan tersebut CNBC Indonesia berkesempatan untuk mendatangi sejumlah desa di posko Nabire Papua Barat.

Desa pertama yang didatangi dan belum teraliri oleh listrik ialah desa (distrik) Mury/Uray di Kabupatan Kaimana Papua Barat. Untuk menuju desa tersebut, para ranger dengan misi kelistrikan ini  harus menempuh perjalanan darat hingga 10 jam dari Kota Nabire.

Perjalanan ke desa tersebut harus melalui pos distrik terdekat yaitu Distrik Yamor dengan menempuh perjalanan selama 6 jam dengan kondisi jalan yang ekstrim, lalu dilanjutkan ke Desa Mury dengan jarak perjalanan darat selama 4 jam. Di tengah perjalanan, rombongan sering terhenti dengan berbagai permasalahan jalur yang sulit dilewati karena berlumpur hingga menunggu truk-truk yang tersendat akibat media jalan yang hanya terdiri dari satu jalur serta kondisi jalan yang licin dan basah.

Sesampainya di Desa Mury, tim ekspedisi cukup dikagetkan dengan wilayah desa yang sangat rapi, teratur hingga makmurnya warga desa dengan kendaraan bermotor yang dimiliki oleh warga desa. Namun, satu yang tidak dimiliki warga desa tersebut ialah aliran listrik ke rumah-rumah mereka. Listrik hanya terdapat pada rumah Kepala Desa yang memiliki mesin diesel (genset diesel) dan hanya digunakan untuk menerangi rumah pemimpin tertinggi di desa terebut.



"Desa ini termasuk yang paling makmur bahkan dibandingkan dengan distrik Yamor yang telah diterangi listrik, hal tersebut didukung dengan aktivitas logging (perusahaan kayu) sehingga warga ikut kecipratan (makmur)", ujar salah satu pemandu tim ekspedisi.

Sesampainya di desa yang terdiri dari 30 kepala keluarga (KK) tersebut, pihak PLN dan para mahasiswa selanjutnya melakukan survei dan memutuskan bahwa desa tersebut nantinya akan dialiri oleh listrik melalui Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) yang berlokasi di salah satu lahan desa.

Warga desa melalui musyawarah kampung juga setuju dan sangat terbuka dengan rencana pemerintah tersebut dan diakhiri dengan penunjukkan salah satu lokasi lahan yang disediakan untuk pembangunan PLTD. Perjalanan berlanjut, ke distrik Topo, Gameijaya dan Uwapa yang berlokasi di Kabupaten Nabire Papua Barat.

Ketiga distrik tersebut berjarak hanya sekitar 1,5 jam dari Kota Nabire namun akses listrik masih belum dirasakan oleh warga setempat yang terdiri dari ratusan rumah dan kepala keluarga (KK).
Akses jalan menuju lokasi tersebut tidak sesulit desa sebeumnya (Mury/Uray), namun tim juga harus melewati jalan yang masih belum beraspal dan struktur tanah yang bergelombang untuk mencapai ketiga desa tersebut.

Distrik-distrik tersebut memiliki kondisi sosial yang cukup terbuka, mengingat banyaknya warga transmigran yang bermukim. Dalam perjalanan yang didampingi oleh Kepala Divisi Pengembangan Regional Maluku dan Papua PLN Eman Prijono Wasito tersebut disertai dengan peninjauan pembangkit listrik yang nantinya akan dibuat hingga musyawarah desa dalam penetapan lokasi pembangkit listrik. "Untuk lokasi di desa ini mungkin PLN akan menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) karena wilayah yang luas dan langsung disinari matahari," ujar Eman.

Sedangkan, untuk pengadaan lahan para warga secara cuma-cuma akan memberikan lahannya kepada pihak PLN untuk keperluan penempatan pembangkit listrik. Hal tersebut didorong dengan keinginan warga yang sangat tinggi dengan penyediaan akses listrik. “Kami tidak masalah dengan itu, yang penting listrik ada sudah lama kami tidak ada listrik,” ujar salah satu kepala desa disetujui oleh masyarakat sekitar.
 
(gus)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular