Bertemu Menlu AS, Menteri Retno Bahas GSP Hingga Palestina

Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
04 August 2018 21:10
Menlu AS bertemu dengan Menteri Retno selama 30 menit untuk bahas isu-isu strategis.
Foto: Dita Alangkara/Pool via REUTERS
Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo pada hari Sabtu (4/8/2018) di Gedung Pancasila, Kompleks Kementerian Luar Negeri, Jakarta.

Pada kesempatan tersebut, Retno sempat mengangkat isu terkait wacana pencabutan fasilitas tarif impor rendah dalam skema generelized system of preferences (GSP) yang diberikan AS untuk Indonesia. Ia menyampaikan kepada Pompeo tentang hasil positif dari kunjungan kerja Menteri Perdagangan Indonesia Enggartiasto Lukita ke AS pekan lalu dalam rangka menegosiasikan GSP.

"Kami mendapatkan laporan [dari Kementerian Perdagangan terkait negosiasi GSP yang berakhir positif] dan laporan ini ternyata confirm [benar], diperoleh juga oleh Menlu Pompeo," kata Retno, sesuai bertemu dengan Pompeo selama kurang lebih 30 menit. 

"Kita ingin membangun sebuah hubungan yang kuat dan saling menguntungkan," tambahnya.

Terkait isu bilateral, keduanya juga membahas 70 tahun hubungan diplomatik antara Indonesia dan AS yang akan dirayakan tahun depan, dan Indonesia mengusulkan tema "Celebrate our diversity, prosper together as well strategic partner" (Rayakan keberagaman kita, makmur bersama sebagai mitra strategis yang baik).

"Indonesia ingin mengembangkan sebuah hubungan yang saling menghormati, menguntungkan dan berdasarkan equality [kesetaraan],"  ujar Retno.

Terkait isu global dan kawasan, Retno berkata dia menyambut baik pendekatan antara AS dan Korea Utara (Korut) dan berharap denuklirisasi Semenanjung Korea dapat segera terwujud. "Kita mengharapkan agar langkah baik ini dapat segera ditindaklanjuti dengan langkah konkrit untuk menjadikan Semenanjung Korea sebuah kawasan yang bebas nuklir."

Selain itu, Retno menyampaikan tentang masalah Palestina yang menurut Indonesia "penyelesaian two-state solution [solusi dua negara] merupakan satu-satunya yang harus ditempuh".

Ia juga membahas konsep kerja sama Indo-Pasifik yang "sangat terbuka untuk dikembangkan lebih lanjut". Harapannya, konsep tersebut dapat mengedepankan kerja sama, mengembangkan kebiasaan berdialog dan menghormati hukum internasional yang dapat "menanggapi tantangan keamanan baru, dan juga mempromosikan kesejahteraan melalui kerja sama ekonomi yang lebih erat". 

Untuk diketahui, konsep Indo-Pasifik adalah sebuah kerangka kerja geopolitik yang mengakui pergeseran pengaruh ekonomi ke Asia. Indo-Pasifik sendiri merujuk pada negara-negara yang terletak di kawasan Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Tiap negara memiliki pandangan beragam mengenai konsep ini, termasuk AS. Namun, Indonesia memiliki pandangan berbeda karena menekankan persatuan kawasan ASEAN



(roy) Next Article RI Singgung Isu Timur Tengah ke Menlu AS Pompeo

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular